Moscow (ANTARA) - Sejumlah pemimpin Uni Eropa (UE) berencana mendorong partisipasi mereka dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Budapest, menurut laporan harian Politico, Selasa.
Rencana itu akan dibahas dalam KTT UE pada 23 Oktober, dengan tujuan memperkuat peran Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam setiap negosiasi yang melibatkan Rusia dan AS, demikian laporan Politico mengutip seorang diplomat yang mengetahui masalah tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa para pemimpin UE tengah menyiapkan strategi untuk meningkatkan bantuan keuangan dan pasokan senjata ke Ukraina, di samping rencana untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap ekonomi Rusia.
Para diplomat memperkirakan Zelenskyy akan berbicara kepada para pemimpin UE dalam KTT tersebut, baik secara langsung maupun melalui konferensi video, untuk mengamankan dukungan menjelang perundingan yang akan datang.
Sebelumnya pada 16 Oktober, Putin dan Trump sepakat mengadakan pertemuan di Ibu Kota Hongaria, Budapest, setelah berbicara melalui sambungan telepon.
Trump menjadi pihak pertama yang mengusulkan kota itu sebagai lokasi KTT Rusia-AS berikutnya, yang kemudian disetujui Putin, kata penasihat kepresidenan Rusia Yury Ushakov.
Sementara itu, pernyataan bersama dikeluarkan oleh para pemimpin UE dan Zelenskyy pada hari yang sama menyatakan dukungan terhadap inisiatif perdamaian Trump, namun menegaskan bahwa Kiev harus memasuki negosiasi dalam posisi sekuat mungkin.
Pernyataan yang ditandatangani oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, Kanselir Jerman Friedrich Merz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan pemimpin UE lainnya merupakan respons terkoordinasi Eropa terhadap dorongan Trump untuk mencapai kesepakatan damai guna mengakhiri perang.
“Kami sangat mendukung posisi Presiden Trump bahwa pertempuran harus segera dihentikan, dan garis kontak saat ini menjadi titik awal negosiasi,” tulis para pemimpin dalam pernyataan bersama itu.
Namun, mereka juga menegaskan komitmen pada prinsip hukum internasional bahwa batas negara tidak boleh diubah dengan kekerasan, serta menyebut Rusia berulang kali menghambat proses perdamaian.
"Taktik mengulur-ulur waktu Rusia telah berulang kali menunjukkan bahwa Ukraina adalah satu-satunya pihak yang serius menginginkan perdamaian," kata pernyataan itu.
Para pemimpin itu menguraikan strategi dua jalur, yakni meningkatkan tekanan ekonomi terhadap Rusia sekaligus memastikan Ukraina memiliki sumber daya militer untuk mempertahankan diri dan bernegosiasi secara efektif.
“Oleh karena itu, kami tegas menyatakan bahwa Ukraina harus berada di posisi sekuat mungkin, sebelum, selama, dan setelah gencatan senjata apa pun. Kita harus meningkatkan tekanan terhadap ekonomi Rusia dan industri pertahanannya, hingga Putin siap berdamai,” lanjut pernyataan tersebut.
Dalam sebuah langkah diplomatik yang signifikan, para pemimpin UE mengatakan mereka kini sedang mengembangkan langkah-langkah untuk menggunakan seluruh nilai aset kedaulatan Rusia yang dibekukan guna mendukung Ukraina.
Negara-negara Barat telah membekukan ratusan miliar dolar AS aset bank sentral Rusia sejak perang dimulai.
Para pemimpin Eropa berencana untuk melanjutkan diskusi tentang Ukraina akhir pekan ini dalam dua pertemuan penting, yaitu Dewan Uni Eropa di Brussel pada Kamis dan pertemuan Koalisi yang Bersedia di London pada Jumat.
Fokus kedua pertemuan adalah mengoordinasikan peningkatan dukungan politik, ekonomi, dan militer untuk Ukraina.
Sumber: Sputnik-RIA Novosti/Anadolu
Baca juga: Trump desak Rusia-Ukraina hentikan perang di garis depan
Baca juga: Ukraina dan Rusia saling lancarkan serangan ke fasilitas energi
Baca juga: Macron: Ukraina dan Eropa harus ikut dalam pertemuan Trump-Putin
Penerjemah: Aria Ananda
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.