Makassar (ANTARA) - Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar membentuk pusat penelitian dan pengembangan metalurgi sebagai wujud komitmen dan peran perguruan tinggi tersebut dalam mendukung pengelolaan pertambangan yang menerapkan prinsip berkelanjutan.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Metalurgi Unhas Dr Eng Lukmanul Hakim Arma MT, di Makassar, Jumat, mengatakan Indonesia dikaruniai kekayaan alam yang luar biasa sehingga harus dimaksimalkan.
"Nikel adalah salah satu komoditas paling seksi saat ini dan mayoritas berada di Indonesia Timur. Unhas memiliki tanggung jawab besar dalam menyiapkan seluruh sumber daya termasuk SDM unggul dan riset pengelolaan nikel yang berkelanjutan,” kata Lukmanul usai dilantik sebagai Kepala Pusat Penelitian Metalurgi Unhas.
Ia menjelaskan, kehadiran pusat penelitian metalurgi di Unhas akan mengembangkan metode dan proses pengolahan nikel, tidak hanya fokus pada hasil akhir, melainkan juga aspek keberlanjutan dan efisiensi.
Sebagai upaya membangun ekosistem riset yang kolaboratif, Pusat Penelitian dan Pengembangan Metalurgi Unhas akan menjalin kemitraan erat dengan berbagai pihak industri pertambangan.
“Nikel adalah sumber daya yang tidak terbarukan. Karena itu, kita harus mengelolanya dengan bijak dan berbasis riset yang kuat," ujarnya.
"Salah satu hal yang akan kami lakukan sebagai langkah konkret adalah penyelenggaraan workshop mini yang mempertemukan akademisi dan praktisi industri pertambangan untuk berdiskusi serta melakukan penelitian bersama,” tambah Lukmanul.
Pendekatan berkelanjutan menjadi prinsip utama dalam setiap kegiatan riset di pusat ini. Pusat ini juga akan mendorong pengembangan teknologi metalurgi yang mampu mengurangi dampak lingkungan sekaligus meningkatkan nilai tambah sumber daya pertambangan khususnya nikel.
Pusat ini juga diharapkan menjadi wadah pengembangan kompetensi mahasiswa dan dosen dalam bidang metalurgi, sekaligus memberikan kontribusi terhadap pengembangan kebijakan nasional dalam pengelolaan sumber daya.
“Kami ingin menjadikan Unhas sebagai pionir dalam pengembangan industri pertambangan yang beretika dan berkelanjutan,” demikian Lukmanul.
Baca juga: Wamendiktisaintek resmikan ASEAN-China Centre Metallurgy Unhas
Baca juga: Unhas gandeng Kemenkomarves buka Prodi Metalurgi dan Material
Baca juga: Pemerintah nilai butuh 1.000 lulusan Metalurgi guna dorong hilirisasi
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.