Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek mengusulkan pemasangan jembatan darurat tipe bailley kepada Pemprov Jatim untuk penanganan sementara menggantikan jembatan lama yang putus di jalur Kecamatan Munjungan-Watulimo akibat diterjang banjir bandang pada Rabu (4/6) malam.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, di Trenggalek, Jatim, Sabtu, menyatakan, putusnya Jembatan Dung Buceng di Desa Bangun RT 35 RW 03 itu berdampak besar terhadap mobilitas dan distribusi sampah dari Munjungan ke Watulimo.
“Kami sedang mengidentifikasi kerusakan dan opsi penanganan tercepat. Salah satunya mengusulkan pemasangan jembatan bailley ke Pemprov Jatim agar akses bisa segera pulih,” kata Bupati yang akrab disapa Mas Ipin tersebut.
Menurut dia, jembatan yang ambruk itu menjadi jalur utama aktivitas ekonomi masyarakat dan distribusi sampah lintas kecamatan.
Jalur alternatif memang tersedia, namun hanya bisa dilewati kendaraan roda empat ke bawah. Sementara truk sampah roda enam tidak dapat melintas.
Baca juga: Tim SAR evakuasi 28 warga yang terjebak banjir Trenggalek
“Nanti kami juga akan menyesuaikan anggaran, dan memprioritaskan untuk pemulihan infrastruktur akibat bencana,” ujarnya.
Kepala Desa Bangun, Kecamatan Munjungan, Puguh menjelaskan peristiwa putusnya jembatan terjadi Rabu (4/6) sekitar pukul 22.00 WIB, setelah hujan deras mengguyur sejak sore.
Tiang penyangga bagian tengah roboh lebih dulu, disusul runtuhnya badan jembatan.
“Ini murni karena arus sungai sangat deras. Dua tahun lalu sempat ada perbaikan dan pemasangan bronjong dari PUPR Jatim, tetapi saat ini tidak mampu menahan air,” ujar Puguh.
Ia menambahkan, jalur alternatif melalui Desa Bendoroto ke arah Puthuk–Bangun bisa digunakan sementara, namun terbatas untuk kendaraan ringan.
Baca juga: Tim Baznas Tanggap Bencana bantu evakuasi korban banjir di Trenggalek
“Kalau tidak segera ditangani, sampah dari Kecamatan Munjungan bisa menumpuk karena akses pengangkutnya lumpuh total,” katanya.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025