Transportasi kereta api dinilai sebagai solusi untuk kurangi kemacetan

1 month ago 6

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Forum Transportasi Jalan dan Perkeretaapian (TransJAKA) Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Deddy Herlambang mengungkapkan sejumlah manfaat dan keunggulan dari moda transportasi kereta api salah satunya mampu mengurangi kemacetan.

"Kereta api itu mempunyai benefit. Kereta api itu memang jelas, pertama sangat nyaman di keselamatan. Kemudian, mampu mengurai kemacetan dikarenakan sifat moda transportasi kereta api adalah massal," ujar Deddy saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Dengan kapasitas angkutnya yang besar, kereta api bisa mengangkut banyak penumpang seperti kereta rel listrik (KRL) Commuter Line dan kereta api antarkota atau kereta api jarak jauh (KA JJ).

Dengan demikian, keunggulan yang dimiliki oleh kereta api tersebut bisa mengurai kemacetan baik di jalan tol maupun nontol.

"Terkait masalah karbon, jelas kereta api sangat ramah lingkungan apalagi kalau lokomotifnya dijalankan dengan tenaga listrik seperti light rail transit (LRT). Jadi, kereta itu sangat ramah lingkungan," kata Deddy.

Di samping itu, keunggulan lainnya dari moda transportasi kereta adalah jadwal atau waktu perjalanan kereta bisa diperkirakan sehingga dapat membantu masyarakat merencanakan perjalanan.

"Inilah sebenarnya mengapa kita memang harus menggunakan moda transportasi (kereta api)," kata Deddy.

Sementara itu, Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan bahwa keberadaan transportasi publik, terutama kereta api Commuter Line, terbukti berkontribusi positif dalam mengurangi kemacetan di jalan raya.

"Salah satu faktor penting yang berkontribusi terhadap penurunan angka kemacetan ini adalah integrasi layanan transportasi publik yang semakin efisien dan mudah diakses oleh masyarakat luas," ujar Anne.

Kemacetan di Jakarta, berdasarkan penelitian TomTom International BV, pada 2023 tercatat berada di peringkat ke-3 di Indonesia, namun kini turun menjadi ke-5.

Indeks rata-rata kemacetan sebesar 43 persen terjadi pada pukul 07.00-09.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB, yang dikenal sebagai rush hour.

"Kereta api juga berperan penting dalam mengurangi kemacetan di kawasan perkotaan yang padat. Saat ini, pilihan transportasi di kawasan perkotaan yang sibuk semakin lengkap dengan adanya KAJJ, Commuter Line, Whoosh, LRT, KA bandara, serta angkutan kereta api logistik, yang semuanya saling mendukung untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih terintegrasi," kata Anne.

Sebagai operator transportasi kereta api, KAI berkomitmen untuk menjadi penyedia transportasi publik yang berkelanjutan dan rendah emisi. Dalam hal pengurangan emisi gas karbon, kereta api memiliki 6 hingga 7 kali emisi lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan pribadi.

Pilihan masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi publik, khususnya kereta api, jelas memberikan dampak lingkungan yang signifikan.

Contohnya, Commuter Line yang dapat menampung hingga 3.400 penumpang dalam sekali perjalanan setara dengan mengurangi 850 mobil (kapasitas 4 orang).

Seluruh pencapaian ini salah satunya didorong oleh on time performance (OTP) yang tetap konsisten.

Selama semester I 2025, ketepatan waktu keberangkatan KA penumpang yang dikelola KAI mencapai 99,51 persen, sementara ketepatan waktu kedatangan berada di angka 96,25 persen.

Angka ini menjadi indikator penting bahwa sistem transportasi berbasis rel milik KAI semakin profesional dan dapat diandalkan.

Baca juga: PT KAI angkut 60 ribu ton avtur ke YIA periode Januari-Juli 2025

Baca juga: Mobilitas Merdeka: Kereta Api Tetap Terjangkau di Libur Panjang

Baca juga: KAI catat 276 ribu tiket terjual pada libur panjang HUT ke-80 RI

Pewarta: Aji Cakti/Muhammad Harianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |