Jakarta (ANTARA) - Erick Thohir mendapat penugasan baru dari Presiden Prabowo Subianto untuk memimpin Kementerian Pemuda dan Olahraga pada Rabu (17/9), setelah hampir 6 tahun menjadi orang nomor satu di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Dalam kurun waktu Oktober 2019 hingga September 2026, Erick telah menorehkan langkah besar dan berani, salah satunya adalah bersih-bersih BUMN sebagai upaya transformasi perusahaan agar lebih sehat.
Tak hanya itu, Erick juga melakukan pembentukan holding atau mengelompokkan perusahaan-perusahaan BUMN dengan sektor yang sama, pemangkasan jumlah BUMN, meningkatkan setoran dividen, hingga menciptakan core value AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) yang terkenal dan banyak diaplikasikan juga oleh perusahaan lain di luar BUMN.
Baca juga: Satu dari tiga wamen BUMN berpeluang jadi pelaksana tugas menteri BUMN
Bersih-bersih BUMN
Erick dikenal sangat tegas dan tidak tebang pilih untuk menindak siapa saja yang melakukan tindakan penyimpangan laporan keuangan.
Langkah Erick ini, dikenal dengan nama bersih-bersih BUMN. Beberapa perusahaan BUMN yang tidak luput dalam upaya ini, antara lain PT Asuransi Jiwasraya (Persero), PT Asabri (Persero), PT Indofarma Tbk, hingga dana pensiun.
Ia juga dengan berani memberhentikan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Ari Askhara pada 2019. Pemecatan ini merupakan imbas dari kasus penyelundupan motor mewah Harley Davidson dan dua sepeda lipat merek Brompton.
Tak hanya itu, Erick juga tak segan melaporkan kasus korupsi di BUMN ke Kejaksaan Agung. Kementerian BUMN sendiri bekerja sama dengan Kejaksaan Agung dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menyelidiki kasus-kasus korupsi dan suap.
Baca juga: Erick Thohir jadi Menpora, Presiden FIFA beri ucapan selamat
Pada 2020, Erick melaporkan kasus korupsi pada Asabri yang potensi kerugiannya bagi negara mencapai Rp23,7 triliun.
Menyederhanakan jumlah BUMN
Selama menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick melakukan transformasi besar-besaran. Ia berpandangan banyak BUMN yang tidak produktif dan terus merugi. Ia akhirnya mengambil keputusan dengan memangkas jumlah perusahaan pelat merah, serta melakukan holdingisasi.
Jumlah BUMN, awalnya terdiri dari 142 perusahaan yang mencakup juga anak dan cucu perusahaan. Menurutnya, hal tersebut terlalu gemuk sehingga harus dipangkas menjadi kurang lebih tersisa 40-an perusahaan saja hingga akhir 2024.
Pada akhir Desember 2023, Kementerian BUMN telah melakukan pembubaran terhadap tujuh perusahaan BUMN.
Baca juga: Erick Thohir diharapkan bawa perubahan besar olahraga nasional
Ketujuh BUMN yang dibubarkan tersebut yaitu Merpati, Istaka Karya, PT Kertas Leces, Kertas Kraft Aceh, PT Industri Gelas (Iglas), Industri Sandang Nusantara, dan PT Pengembangan Armada Niaga Nasional (Persero) atau PANN.
Penggabungan perusahaan juga terjadi selama era Erick Thohir, seperti PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), PT Angkasa Pura Indonesia (API) dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI), serta PalmCo.
Dari sisi holding, Erick telah melakukan pengelompokan pada sektor farmasi (Bio Farma), pangan (ID Food), aviasi dan pariwisata (InJourney), holding ultra mikro (BRI, Pegadaian, PNM), industri pertahanan (Defend ID) dan Danareksa.
Setoran dividen
Sejak masa kepemimpinan Erick Thorir, setoran BUMN terus meningkat. Pada 2024, dividen yang disetorkan oleh BUMN mencapai Rp85,5 triliun.
Baca juga: Perbasi optimistis basket Indonesia kian maju di tangan Menpora Erick
Angka ini meningkat sekitar Rp4 triliun, di mana dividen yang masuk ke kas negara mencapai Rp81,2 triliun pada tahun sebelumnya. Pada 2022, BUMN menyetorkan dividen sebesar Rp40 triliun, Rp30 triliun pada 2021, dan Rp44 triliun di 2020.
Kementerian BUMN juga berhasil meningkatkan kontribusi fiskal kepada negara melalui setoran dividen, pajak, dan penerimaan negara bukan pajak (PBNP) dalam tiga tahun terakhir.
Selama 2020 sampai 2023, total kontribusi kementerian BUMN kepada negara yaitu senilai Rp1.940 triliun. Rinciannya, pajak sebesar Rp1.391,4 triliun, lalu PNBP dan lainnya sebesar Rp354,2 triliun, dan dividen sebesar Rp194,4 triliun.
Baca juga: TKN Fanta nilai penujukan Erick Thohir sebagai Menpora sudah tepat
AKHLAK
Core value AKHLAK diluncurkan pada tahun 2020. Salah satu poin dalam AKHLAK yakni Loyal, menjaga citra, harkat, dan martabat diri sendiri, sesama rekan kerja, pimpinan, Kementerian BUMN, bangsa dan negara.
AKHLAK diterapkan pada seluruh perusahaan di bawah BUMN dan menjadi nilai-nilai organisasi Kementerian BUMN untuk maju.
Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.