TPA penuh, peneliti ingatkan perlu masifkan upaya kurangi sampah

1 month ago 8

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sri Wahyono mengemukakan bahwa upaya pengurangan sampah perlu semakin gencar dilakukan mengingat banyak tempat pemrosesan akhir (TPA) dalam kondisi penuh.

Dalam diskusi daring diikuti dari Jakarta, Selasa, Peneliti Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN, Wahyono menyebut bahwa banyak TPA yang ada di Indonesia saat ini berada dalam kondisi penuh atau sudah hampir penuh.

Baca juga: TPA Sampah Blok A di Lombok Tengah sudah penuh

Ditambah lagi, lanjutnya, masih banyak TPA di Indonesia yang melakukan praktik open dumping atau pembuangan sampah secara terbuka yang berdampak ke lingkungan.

"Sebelum itu terjadi, sampah yang ke TPA itu harus dikurangi. Itu sebenarnya sudah biasa dilakukan di banyak daerah, cuma masifnya itu kurang," jelasnya.

Pengurangan beban sampah yang berakhir di TPA dapat dimulai dari hulu melalui upaya pengurangan sampah dari sumbernya, termasuk rumah tangga. Di tahapan tengah, pengurangan dapat dilakukan dengan pengolahan sampah yang sudah terpilah lewat Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) atau Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

"Sehingga, beban TPA nanti bisa lebih ringan lagi," tuturnya.

Jika langkah-langkah tersebut dapat dilakukan, dapat mengurangi secara signifikan beban TPA dan dapat menjadikannya hanya sebagai tempat penampungan residu sampah yang tidak dapat diolah lagi.

Baca juga: TPA Banda Aceh penuh karena produksi sampah naik jadi 93 ribu ton

Baca juga: Kementerian PPN proyeksikan TPA nasional penuh pada 2028

Namun, dia menyadari bahwa tidak mudah untuk melaksanakan proses tersebut. Tidak hanya membutuhkan waktu, tapi anggaran yang tidak sedikit.

Tapi, di sisi yang sama, jika tidak melakukan sesuatu, akan terjadi situasi saat ini dimana banyak TPA sudah penuh atau malah sudah tidak dapat lagi menampung sampah.

"Jadi, ke depan TPA yang ada mestinya memang diperuntukkan hanya untuk residual saja," kata Sri Wahyono.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |