Timses Aities ITS juara 1 WasteTrack 2025

5 hours ago 2

Surabaya (ANTARA) - Tim Timses Aities Institut Teknologi Sepuluh Nopember juara 1 ajang WasteTrack Mobile Apps Competition 2025 yang digelar Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia bersama Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas ITS, di Surabaya, Kamis.

Aplikasi karya Hilmi Fawwaz Sa’ad, Dian Kusumawati, dan Muhammad Rayyaan Fatikhahur Rakhim dari Timses Aities dinilai unggul dalam fungsionalitas, keberlanjutan, serta kesiapan implementasi teknis.

“Kami terkesan dengan kualitas dan kedalaman pemahaman peserta terhadap isu persampahan. Beberapa aplikasi bahkan telah siap diuji coba di lapangan,” ujar dewan juri dari perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik.

Beberapa aspek penilaian juga dipertimbangkan dalam lomba ini antara lain traceability, integrasi data, keamanan dan privasi, pelaporan digital, pencatatan jenis dan berat sampah, serta kelayakan untuk diadopsi secara luas.

Timses Aities menyisihkan sembilan tim finalis lainnya dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sebelumnya, sebanyak 49 proposal aplikasi dari 21 universitas telah diseleksi secara ketat berdasarkan aspek inovasi, keberlanjutan, dan kesiapan implementasi.

Sepuluh tim terpilih melaju ke babak final, termasuk dari Universitas Bina Nusantara, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Kalimantan, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Malang, dan Universitas Sebelas Maret.

Beragam solusi diajukan para finalis dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah nasional, mulai dari sistem pelacakan berbasis digital, edukasi masyarakat, pemberdayaan ekonomi, hingga integrasi data bank sampah.

Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina mengatakan kompetisi yang berlangsung sejak Oktober 2024 ini bertujuan memperkuat kolaborasi multipihak dalam mendukung ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah yang transparan dan berkelanjutan.

“Kolaborasi antara dunia pendidikan, pemerintah, industri, dan masyarakat atau yang dikenal dengan Nona Helix terbukti mampu menghasilkan solusi konkret terhadap persoalan lingkungan,” katanya.

Ia menambahkan CCEP Indonesia berkomitmen mendorong sistem pengelolaan sampah melalui pendekatan ekonomi sirkular yang mencakup seluruh rantai nilai.

Rektor ITS, Prof Bambang Pramujati menyatakan bahwa kompetisi ini menjadi bukti peran strategis kampus dalam mengintegrasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk menciptakan solusi nyata terhadap isu lingkungan.

“Mahasiswa tidak hanya mengembangkan aplikasi teknologi, tetapi juga memahami konteks sosial dan ekonomi dari isu persampahan,” ujarnya.

Sementara Perwakilan Bank Sampah Induk Surabaya, Anjar Putro, menyatakan bahwa aplikasi digital yang dikembangkan dalam kompetisi ini menawarkan solusi nyata atas tantangan operasional bank sampah.

“Digitalisasi sistem pencatatan dan pelacakan sampah dapat meningkatkan transparansi, efisiensi, dan kepercayaan masyarakat. Ini langkah maju menuju ekonomi sirkular,” katanya.

Baca juga: Dosen ITS raih dana riset iklim dari Inggris senilai Rp6,9 miliar
Baca juga: ITS dan kampus AS jalin kerja sama kembangkan industri semikonduktor

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |