Banda Aceh (ANTARA) - Tim SAR gabungan mencari dua nelayan Aceh Timur yang hilang setelah kapal mereka awaki tenggelam di Selat Malaka, perairan 72,2 mil dari Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
"Tim SAR gabungan terus mencari dua nelayan Aceh Timur tersebut. Pencarian juga melibatkan nelayan, baik dari Kota Lhokseumawe maupun Kabupaten Aceh Timur," kata Kepala Satuan Polisi Air Udara (Polairud) Polres Aceh Timur AKP Ade Candra di Aceh Timur, Jumat.
Baca juga: Tim SAR evakuasi nelayan Aceh Timur yang diselamatkan kapal asing
Dua nelayan Aceh Timur yang hilang tersebut, yakni Saiful (50) dan Abdurahman (55). Keduanya merupakan anak buah kapal (ABK) Kapal Motor (KM) Puega Laot dengan bobot 21 gross ton (GT).
Sebelumnya, KM Peuga Laot dengan anak buah kapal 10 orang berlayar dari Pelabuhan Idi, Kabupaten Aceh Timur, Senin (14/7). Kapal berlayar ke perairan Selat Malaka untuk mencari ikan.
Kapal menghadapi cuaca kurang baik disertai ombak besar pada Selasa (15/7). Sekitar pukul 23.30 WIB, melintas kapal kargo Maersk Chilka tujuan Singapura. Kapal asing tersebut menabrak KM Peuga Laot hingga tenggelam
Dari 10 anak buah kapal KM Peuga Laot, delapan orang diantaranya selamat. Delapan nelayan Aceh Timur yang selamat dievakuasi ke kapal kargo tersebut. Sedangkan dua orang lainnya hilang.
Adapun nelayan yang selamat tersebut, yakni Muhammad Riski (25), Wahyu M. Iqbal (28), Muhammad Yudi (30), Muzakir (35), Fahmi (32), Muhamad Firdani (20), Ardiansyah (18), dan Muhammad Sapawi (40).
Baca juga: Kapal nelayan Aceh Timur terdampar di Perairan Myanmar
Baca juga: Nelayan Aceh Timur dilaporkan hilang di Selat Malaka
Ade Candra menyebutkan delapan nelayan tersebut sudah dievakuasi dari kapal kargo Maersk Chilka. Evakuasi berlangsung di perairan Aceh Timur pada Kamis (17/7) pukul 03.00 WIB.
"Kami juga terus berkoordinasi dengan tim Badan SAR Nasional dalam pencarian kedua korban. Pencarian juga dibantu nelayan yang melaut di perairan Selat Malaka, terutama di sekitar lokasi korban hilang," kata Ade Candra.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.