Thunderbolts: "Super hero" juga punya luka dan trauma masa lalu

13 hours ago 4
Film ini tidak hanya menyenangkan untuk ditonton, tetapi juga memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana  menghadapi masalah pribadi.

Jakarta (ANTARA) - Marvel Cinematic Universe (MCU) berkembang pesat sejak pertama kali menggebrak layar lebar dengan pahlawan super eksentriknya si Tony Stark dalam Iron Man pada 2008. Pada masa itu, film superhero lebih mengutamakan aksi spektakuler dan pertempuran epik untuk menarik perhatian penonton.

Seiring dengan bergulirnya jalan cerita dan perubahan dinamika sosial, film-film Marvel mulai merambah tema-tema yang lebih kompleks, termasuk kesehatan mental. Salah satu film terbaru yang mencerminkan pergeseran ini adalah Thunderbolts.

Thunderbolts tidak hanya menampilkan pertempuran epik dan aksi pahlawan super yang memukau, tetapi juga menggali lebih dalam ke masalah psikologis karakter-karakternya, menjadikannya lebih relevan dengan selera generasi sekarang yang semakin peduli dengan kesehatan mental.

Pada awal kemunculan MCU, film-film superhero umumnya lebih fokus pada aspek fisik dan aksi, dengan sedikit penekanan pada kompleksitas emosional karakter. Film seperti The Avengers (2012) lebih mengutamakan kekuatan super dan pertempuran besar sebagai pusat cerita, dengan karakter-karakter yang sering kali kurang dieksplorasi secara mendalam dalam hal psikologi.

Dalam Thunderbolts terlihat suatu pergeseran yang sangat terasa dalam cara film ini mendekati karakternya. Film Thunderbolts yang merupakan entri ke-36 dalam MCU dan menjadi penutup dari fase 5 dirilis pada 2 Mei 2025 di Amerika Serikat dan langsung menarik banyak minat penggemar film aksi para jagoan.

Sutradara Jake Schreier dengan apik menggali karakter-karakter dalam Thunderbolts, bukan hanya sekadar pahlawan super yang memiliki kekuatan luar biasa, tetapi mereka juga digambarkan sebagai manusia dengan masalah internal yang mendalam.

Baca juga: Film "Mendadak Dangdut" lucu dan haru, tanpa kejutan di akhir

Karakter seperti Yelena Belova, yang sebelumnya muncul di Black Widow (2021), lebih banyak dipaparkan dengan latar belakang emosional dan psikologis yang kompleks. Trauma dari masa lalunya, termasuk pengkhianatan, kehilangan keluarga, dan perasaan kesepian, sangat mempengaruhi cara dia melihat dunia dan berinteraksi dengan orang lain.

Yelena bukan hanya digambarkan sebagai seorang prajurit tangguh, tetapi juga sebagai seseorang yang berjuang dengan luka batin yang belum sembuh.

Kesehatan mental

Salah satu elemen utama dalam Thunderbolts adalah cara film ini menyajikan kesehatan mental sebagai tema yang lebih menonjol.

Generasi sekarang, yang sangat peduli dengan kesehatan mental, merasa lebih dihargai dengan karakter-karakter yang tidak hanya berhadapan dengan musuh eksternal, tetapi juga berjuang dengan masalah internal diri mereka.

Karakter-karakter dalam film itu menghadapi tantangan psikologis yang nyata, seperti rasa bersalah, gangguan stress pasca-trauma PTSD yang seringkali lebih membebani mereka daripada ancaman fisik.

Contoh yang jelas terlihat pada karakter Ghost (Ava Starr), yang pertama kali diperkenalkan dalam Ant-Man and the Wasp (2018). Ghost adalah seorang wanita yang dihantui oleh rasa sakit fisik dan psikologis akibat eksperimen yang gagal.

Dia hidup dalam ketakutan konstan terhadap dirinya sendiri, terperangkap dalam tubuh yang rusak dan tak dapat sembuh, yang mencerminkan masalah psikologis seperti gangguan kecemasan dan depresi.

Dalam Thunderbolts, Ghost tidak hanya digambarkan sebagai penjahat atau sosok antagonis, tetapi sebagai seseorang yang berjuang keras untuk menemukan kedamaian dalam dirinya, menjadikannya karakter yang lebih manusiawi dan kompleks.

Selain itu, Red Guardian (Alexei Shostakov), yang sebelumnya diperkenalkan dalam Black Widow, juga mengalami masalah psikologis setelah bertahun-tahun berada dalam program Black Widow dan terasing dari keluarganya.

Karakter ini, yang awalnya terlihat sebagai sosok kuat dan terkadang humoris, ternyata menyembunyikan kesedihan dan kehilangan yang mendalam. Kerapian dalam pendekatan karakter-karakter ini adalah refleksi dari kenyataan bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan pertarungan atau kekuatan fisik semata. Penyembuhan mental dan emosional menjadi tema yang lebih menonjol.

Baca juga: Kesuksesan "Jumbo" diharapkan picu peningkatan produksi animasi lokal

Sembuh bersama

Selain menonjolkan konflik internal, Thunderbolts juga menunjukkan pentingnya hubungan antarkarakter dalam proses penyembuhan.

Generasi sekarang semakin mengakui bahwa berbicara tentang masalah mental dan saling mendukung satu sama lain adalah langkah penting menuju pemulihan. Dalam film ini, meskipun anggota Thunderbolts memiliki latar belakang yang penuh dengan trauma dan luka, mereka berusaha untuk saling memahami dan mendukung satu sama lain. Hal ini tercermin dalam dinamika tim, yang lebih fokus pada kerja sama daripada sekadar mencapai kemenangan dalam pertempuran.

Hubungan antara Yelena dan Red Guardian, yang awalnya dipenuhi dengan ketegangan dan kebingungannya tentang keluarga mereka, akhirnya berkembang menjadi suatu bentuk pengertian dan kasih sayang yang mendalam.

Meskipun mereka masih menghadapi tantangan bersama, keduanya mulai belajar untuk menerima dan memahami satu sama lain, serta memberi dukungan emosional. Ini adalah gambaran dari bagaimana generasi sekarang melihat pentingnya ikatan emosional dan solidaritas dalam menghadapi tantangan hidup.

Salah satu tema sentral dalam Thunderbolts adalah penerimaan terhadap trauma dan masa lalu yang tidak sempurna. Karakter-karakter dalam film ini bukan hanya berusaha mengatasi musuh eksternal, tetapi juga berusaha untuk berdamai dengan diri mereka sendiri. Hal ini sangat relevan dengan isu-isu yang banyak dihadapi oleh generasi sekarang, di mana banyak orang mulai lebih terbuka dalam membicarakan trauma masa lalu, entah itu pengalaman buruk di masa kecil, pengkhianatan, atau rasa kehilangan yang mendalam.

Yelena Belova, misalnya, harus menghadapi kenyataan bahwa keluarganya yang selama ini dia anggap sebagai satu-satunya ikatan yang ada di dunia, ternyata memiliki banyak rahasia yang merusak. Pengkhianatan ini membentuk pandangannya terhadap dunia dan orang lain. Proses penyembuhan karakter ini menunjukkan bahwa terkadang orang harus menghadapi masa lalu yang menyakitkan untuk bisa melangkah maju, suatu tema yang sangat relevan dengan perbincangan tentang kesehatan mental anak-anak zaman kiwari.

Thunderbolts menandai langkah maju yang signifikan dalam evolusi film aksi jagoan pahlawan super, ketika pertarungan fisik dan aksi besar tidak lagi menjadi fokus utama, melainkan penekanan pada karakter yang lebih kompleks dengan masalah psikologis yang relevan dengan kondisi dunia sekarang. Generasi sekarang yang semakin peduli dengan kesehatan mental akan merasa lebih terhubung dengan karakter-karakter yang memiliki kedalaman emosional dan yang berjuang dengan masalah pribadi mereka.

Pergeseran ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam dunia perfilman, tetapi juga menunjukkan bagaimana budaya pop dapat beradaptasi dengan nilai-nilai dan isu-isu sosial yang semakin penting dalam masyarakat.

Thunderbolts adalah contoh sempurna dari bagaimana film superhero dapat menyajikan pesan yang lebih dalam dan relevan, sambil tetap mempertahankan aksi yang menarik.

Film ini tidak hanya menyenangkan untuk ditonton, tetapi juga memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana menghadapi masalah pribadi dan bersama-sama mendukung satu sama lain untuk sembuh bersama.

Baca juga: "Perang Kota" bukan sekadar film pertempuran bersenjata

Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |