Taman Safari Indonesia jalankan inseminasi buatan panda raksasa

3 weeks ago 10

Kabupaten Bogor (ANTARA) - Tim medis Taman Safari Indonesia bersama sejumlah pakar internasional melaksanakan prosedur inseminasi buatan (artificial insemination/AI) terhadap sepasang panda raksasa Cai Tao dan Hu Chun di Istana Panda, Taman Safari Indonesia (TSI), Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Upaya ini menjadi langkah bersejarah untuk mewujudkan kelahiran bayi panda pertama di Indonesia.

Vice President Life Science Taman Safari Indonesia, drh Bongot Huaso Mulia, M.Si., mengatakan inseminasi buatan dilakukan untuk meningkatkan peluang keberhasilan reproduksi yang secara alami sangat rendah.

“Kami tidak menggantikan alam, tetapi membantu alam agar peluang keberhasilan lebih tinggi,” ujarnya.

Prosedur tersebut melibatkan kolaborasi internasional antara IZW Berlin Group, China Conservation and Research Center for the Giant Panda (CCRCGP), serta akademisi dari IPB University. Tim terdiri atas dokter hewan spesialis, ahli anestesi, teknisi reproduksi, hingga keeper yang memahami perilaku panda.

Reproduksi panda raksasa memang dikenal sangat menantang karena betina hanya subur sekali dalam setahun dengan masa subur sangat singkat, sekitar dua hingga tiga hari. Usia sel telur hanya bertahan beberapa jam, sehingga proses pembuahan membutuhkan ketepatan waktu dan penanganan intensif.

Baca juga: TSI gelar kembali IAPVC, ajak masyarakat kenali satwa lewat lensa

Program inseminasi buatan panda di Taman Safari Indonesia sudah dipersiapkan sejak 2022 dengan standar internasional, termasuk pemantauan hormon secara real time, pengambilan sampel, serta tindakan medis pendukung lainnya. Pada 2024, program sempat mencatat pembuahan di hari ke-40 pasca inseminasi meskipun embrio tidak berkembang sempurna.

Pengalaman itu kini menjadi dasar penting dalam prosedur 2025 yang membawa optimisme baru. Jika berhasil, Indonesia akan bergabung dengan Singapura, Malaysia, dan Thailand sebagai negara Asia Tenggara yang sukses membiakkan panda melalui inseminasi buatan.

Menurut data National Giant Panda Conservation and Research Center, populasi panda raksasa di alam liar diperkirakan hanya tersisa sekitar 1.860 individu dengan tambahan lebih dari 700 panda di penangkaran. Status panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) saat ini masuk kategori rentan (vulnerable) menurut IUCN.

Cai Tao dan Hu Chun adalah satu-satunya panda raksasa di Indonesia yang didatangkan pada 2017 sebagai simbol persahabatan Indonesia-Tiongkok. Program inseminasi buatan ini tidak hanya menjadi upaya medis, melainkan juga bentuk kontribusi Indonesia dalam konservasi global.

“Harapan kami sederhana namun besar: Hu Chun dan Cai Tao memiliki keturunan di Taman Safari Indonesia. Ini adalah warisan dunia yang harus kita jaga bersama,” tambah Bongot.

Kerja sama konservasi panda raksasa merupakan bagian dari komitmen pemerintah Indonesia dan Tiongkok. Taman Safari Indonesia menegaskan langkah ini sebagai kontribusi nyata dalam menjaga keberlangsungan salah satu spesies ikonik dunia.

Baca juga: TSI Bogor kenalkan Safari Trek Premium berbasis edukasi-konservasi

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |