Kabupaten Bogor (ANTARA) - Taman Safari Indonesia (TSI) menutup rangkaian International Animal Photo & Video Competition (IAPVC) ke-34 dengan menghadiahkan mobil listrik kepada juara utama.
Presiden Direktur TSI Aswin Sumampau di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu, menyebutkan, kompetisi ini bukan sekadar ajang seni, tetapi juga gerakan kolaboratif untuk menumbuhkan kesadaran terhadap keberlanjutan lingkungan.
“Setiap karya yang kami terima seakan berbicara tentang perjuangan, keindahan, dan harapan. Konservasi bukan tanggung jawab satu pihak, melainkan gerakan bersama yang lahir dari kreativitas dan kepedulian,” kata Aswin.
Ajang bertema “The Picture of Nature’s Secret” itu menjadi wadah apresiasi bagi fotografer dan videografer yang mengabadikan keindahan serta pesan pelestarian satwa liar melalui karya visual yang inspiratif.
Pada hari penutupan yang berlangsung di MGP Space, SCBD Jakarta, Jumat (8/11), IAPVC 2025 mencatat rekor baru dengan 26.291 karya dari 9.115 peserta, meningkat 10 persen dibanding tahun sebelumnya. Antusiasme ini mencerminkan tumbuhnya kepedulian masyarakat terhadap konservasi satwa dan alam.
Puncak malam penghargaan menobatkan Adhitya Wibhawa sebagai peraih Grand Prize IAPVC 2025 lewat karya potret elang dengan pencahayaan dramatis dan komposisi kuat, menggambarkan ketenangan, kekuatan, serta kesunyian alam liar.
Sebagai bentuk apresiasi, TSI menghadiahkan satu unit mobil listrik Wuling Air EV Lite kepada pemenang utama, simbol penghargaan atas kreativitas dan kepedulian terhadap konservasi satwa.
Kompetisi juga memberikan penghargaan di enam kategori, termasuk kategori media sosial dan kompetisi khusus di lokasi roadshow seperti Bogor, Solo, dan Prigen. Selain hadiah utama, pemenang memperoleh uang tunai ratusan juta rupiah.
Alexander Zulkarnain dari TSI Group menjelaskan, IAPVC terbuka untuk umum, baik pemula maupun profesional. Peserta bebas memotret di Taman Safari atau lokasi lain, dengan syarat wajib melampirkan file mentah (raw file) untuk menjaga orisinalitas karya.
“Keaslian foto sangat penting. Kami melarang penggunaan teknologi AI karena ingin menjaga integritas visual dan pesan konservasi yang jujur,” ujarnya.
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































