Siswi Yogya ciptakan game edukasi untuk kelola emosi dan empati anak

3 hours ago 1
Game ini kami rancang khusus untuk interaktif, jadi bisa juga dimainkan bersama orang tua, pendamping, atau guru

Yogyakarta (ANTARA) - Dua siswi SMAN 5 Yogyakarta menciptakan game edukasi anak 'Berkisah' yang membantu anak usia dini belajar mengenali dan mengelola emosi serta menumbuhkan empati melalui permainan peran yang interaktif dan menyenangkan.

Game berbasis Role Playing Game (RPG) yang dikembangkan Desak Nalla Nanda Karenzha dan Meutia Aulia Tsany Iskandar, siswi kelas XII SMAN 5 Yogyakarta itu sukses menembus final Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2025.

"Game ini kami rancang khusus untuk interaktif, jadi bisa juga dimainkan bersama orang tua, pendamping, atau guru," ujar Meutia Aulia dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Meutia, 'Berkisah' dikembangkan dengan pendekatan teatrikal yang menampilkan karakter lucu seperti kelinci, singa, kucing, dan domba.

Baca juga: Psikolog ungkap peran orang tua cegah anak kecanduan gim online

Game tersebut juga dilengkapi dengan cerita interaktif yang dapat diperankan langsung oleh anak di dalam permainan.

Melalui peran yang dimainkan, anak-anak dapat belajar mengenali dan mengelola emosi, menerapkan coping strategy, mengembangkan empati, serta menemukan cara pemecahan masalah secara menyenangkan.

Game 'Berkisah' hadir dalam bentuk hardbook teatrikal dan aplikasi daring, serta dilengkapi kartu berbasis Augmented Reality (AR) dengan desain yang menarik.

Menurut Desak Nalla, game itu menyasar anak usia 3-7 tahun, termasuk orang tua dan guru pendidikan usia dini.

Baca juga: Pakar bagikan kiat bagi orang tua dampingi anak akses gim secara sehat

Game tersebut sudah diujicobakan di beberapa TK dan komunitas peduli anak di Yogyakarta, serta disosialisasikan ke Ikatan Kepala Sekolah TK dan PAUD se-Kota Yogyakarta.

"Kami juga sudah mengantongi izin Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)," ujarnya.

Game tersebut juga telah mendapatkan penilaian ahli (expert judgement) dari psikolog Eva Rahman, S.Psi., M.Psi., Psikolog. Dalam lembar validasinya, Eva menilai materi dalam 'Berkisah' mampu membantu anak-anak usia dini mengenali emosi secara menyenangkan dan sesuai tahap perkembangannya.

Baca juga: AGI usulkan pendekatan berdasar edukasi untuk pelarangan gim

Kepala TK Pangudi Luhur Yogyakarta Anastasia Arum Sari mengaku senang dengan hadirnya game 'Berkisah' karena sangat membantu anak-anak mengenali peran dan emosi mereka sejak dini secara menyenangkan.

"Saya sangat mengapresiasi karya ini. Ini sangat membantu untuk capaian pendidikan anak usia dini di fase fondasi dalam pengenalan jati diri," ujarnya.

Menurutnya, game karya siswi SMA tersebut juga menjadi jawaban atas keresahan orang tua karena banyak anak yang kecanduan gawai.

"Game ini sangat lengkap, anak-anak bisa bermain peran secara nyata," kata Anastasia.

Baca juga: "Mendoan" game edukasi menghafal doa temuan mahasiswa ITT Purwokerto

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |