Seniman Yogyakarta pamerkan 300 karya ilustrasi dan sketsa di Bantul 

2 months ago 20

Bantul (ANTARA) - Seniman asal Yogyakarta Win Dwi Laksono bersama Win Art Studio menggelar pameran tunggal dengan memamerkan lebih dari 300 karya ilustrasi dan sketsa di Equalitera Artspace Kelurahan Tamantirto, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Pameran ini menghadirkan lebih dari 300 karya ilustrasi dan sketsa yang dipilih secara kuratorial untuk merepresentasikan tiga ranah penciptaan artistik," kata Win Dwi Laksono pada konferensi pers sebelum pembukaan pameran tunggal di Bantul, Minggu.

Pemeran tunggal ilustrasi dan sketsa yang digelar selama dua minggu dari 13 sampai 26 Juli 2025 tersebut mengambil tajuk Rindu Masa Lalu. Pameran karya seni rupa tersebut dengan kurator Terra Bajraghosa.

Baca juga: 18 lukisan seniman Ukraina dipamerkan di Yogyakarta

Tajuk Rindu Masa Lalu merangkum esensi karya yang dihadirkan atau rekaman masa lalu, baik dalam konteks isi cerita maupun proses panjang penciptaan seni dari sketsa menuju wujud akhir.

"Karya-karya yang dipamerkan berasal dari rentang waktu antara tahun 1980 sampai 2024, menjadi arsip visual perjalanan artistik seorang seniman lintas media," katanya.

Tiga ranah penciptaan artistik yang direpresentasikan dalam pameran tunggal itu adalah ilustrasi sebagai pendamping cerita, ilustrasi dan sketsa sebagai acuan karya tiga dimensi (patung, relief dan diorama).

"Selanjutnya, sketsa bebas yang eksploitatif sebagai ekspresi gagasan personal," katanya.

Melalui pameran ini, Win Dwi Laksono ingin terus memperluas medan ekspresinya dari seni rupa tiga dimensi ke dalam bentuk ilustrasi yang kental akan narasi.

"Saya menyerap kekuatan cerita dari sastrawan legendaris seperti Kho Ping Ho dan SH Mintardja, dan menerjemahkannya menjadi gambar yang atraktif, deskriptif dan imajinatif, seringkali dalam bentuk komik dan ilustrasi cerita silat," katanya.

Dia menjelaskan ilustrasi bukan sekadar pelengkap narasi, melainkan bagian integral dalam proses kreatif menuju karya-karya patungnya.

Baca juga: Seniman Yogyakarta pamerkan 12 lukisan tentang laut

Baca juga: Tujuh seniman Yogyakarta pameran seni rupa di Borobudur

"Dari goresan sketsa, lahirlah figur-figur tiga dimensi yang menghadirkan dunia plausible impossible, tampak mustahil, namun terasa nyata," katanya.

Dia mengatakan pameran ini dirancang inklusif dan ramah disabilitas, karena di dalam ruang pamer disediakan audio deskripsi untuk beberapa karya terpilih, ruang pamer yang aksesibel, serta patung yang bisa diraba langsung.

"Sehingga, menjadikan pameran ini pengalaman multisensori yang dapat dinikmati semua kalangan," katanya.

Pameran 300 karya ilustrasi dan sketsa di Equalitera Artspace Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Minggu (13/7/2025) (ANTARA/Hery Sidik)

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |