Jakarta (ANTARA) - Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus alias Nico mengatakan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibayangi oleh sentimen dari domestik maupun global.
IHSG tercatat melemah 1,72 persen ke posisi 8.085,34 pada perdagangan pukul 15.21 WIB hari ini, Selasa (14/10), yang mana sempat anjlok 2,97 persen ke posisi 7.982,76 pada pukul 13.59 WIB.
“Sentimen eksternal dan internal membayangi pergerakan IHSG,” ujar Nico dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, Nico menjelaskan pelaku pasar merespons kebijakan yang akan dilakukan oleh pemerintah yaitu memberikan stimulus tambahan dalam rangka mendorong daya beli masyarakat sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV- 2025.
Selain itu, Kementerian Keuangan tengah mempertimbangkan akan memberikan dan membuka peluang untuk menyuntikkan kembali likuiditas ke Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
"Pasar berharap stimulus dan likuiditas ke bank yang diberikan oleh pemerintah dapat menjaga daya beli masyarakat dan juga ekspansi kredit, sehingga akan menopang pertumbuhan ekonom dalam negeri. Tentunya ini memberikan katalis positif bagi pasar," ujar Nico.
Sementara dari mancanegara, Nico menjelaskan pelaku pasar dibayangi oleh harapan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Nico mengatakan China dan AS meningkatkan perang dagang mereka dengan mengenakan biaya pelabuhan baru kepada perusahaan pelayaran laut, dan menargetkan kapal-kapal yang mengangkut barang dan menjadikan perdagangan maritim sebagai front baru dalam perang dagang mereka yang sedang berlangsung.
Pada Senin (13/10), Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa rencana Donald Trump untuk bertemu dengan Presiden ChinaXi Jinping di Korea Selatan pada akhir Oktober 2025tetap sesuai rencana
Sementara itu, Kementerian Perdagangan China membela langkah-langkah ekspor tanah jarang mereka, dengan menyatakan bahwa AS telah diberi pemberitahuan sebelumnya dan menekankan bahwa pembatasan tersebut bertujuan untuk menjaga keamanan nasional, bukan untuk memberlakukan larangan.
"Namun kekhawatiran pasar masih berlanjut apakah kedua negara mencapai kesepakatan perdagangan yang berkelanjutan," ujar Nico.
Baca juga: BEI: Penyesuaian "free float" perhatikan kondisi emiten dan investor
Baca juga: IHSG "rebound" seiring meredanya tensi dagang AS dan China
Baca juga: IHSG ditutup melemah seiring hubungan dagang AS dan China memanas
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.