Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia terus mengembangkan sistem informasi dan pelacakan (tracing) guna mendorong daya saing industri kelapa sawit nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus mendorong penguatan sistem informasi berbasis teknologi untuk menjawab tantangan transparansi dan keberlanjutan.
"Sistem informasi dan tracing ini akan menjadi nilai tambah bagi komoditas kelapa sawit Indonesia di pasar global," ujarnya setelah menerima laporan perkembangan dari Tim Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) di Jakarta, Kamis.
Pada kesempatan tersebut, dirinya mengapresiasi langkah progresif yang dilakukan oleh Tim ISPO dalam mendorong reformasi tata kelola sawit nasional.
Baca juga: Airlangga sebut kemenangan RI di WTO bukti biodiesel CPO diakui dunia
Menko Airlangga juga memberikan sejumlah masukan strategis, khususnya mengenai pentingnya desain sistem yang sederhana dan mudah dioperasikan oleh seluruh pemangku kepentingan.
"Sistem tracing harus dirancang simple dan user-friendly agar bisa diakses oleh semua pihak yang berkepentingan. Jadi, sistemnya sederhana tapi juga tetap bisa memfasilitasi pasar global," tegas Airlangga.
Integrasi sistem informasi dan tracing kelapa sawit tersebut mencakup data sertifikasi, lokasi perkebunan, hingga aspek keberlanjutan lingkungan.
Sistem tersebut juga mengadopsi teknologi tracing untuk menjamin transparansi rantai pasok, mulai dari hulu hingga hilir, serta mendukung kepatuhan terhadap standar keberlanjutan domestik dan internasional.
Lebih lanjut, Menko juga menegaskan bahwa dalam pengembangan sistem informasi tersebut sinergi antara kementerian/lembaga (K/L), asosiasi pelaku usaha, akademisi, dan pemantau independen berperan penting.
Sistem informasi dan tracing tersebut juga harus terhubung dengan kebijakan strategis nasional, termasuk peta jalan industri sawit berkelanjutan.
"Kelapa sawit merupakan salah satu tulang punggung ekonomi nasional. Dengan sistem tracing yang andal, kita bisa tunjukkan bahwa sawit Indonesia dikelola secara bertanggung jawab dan sesuai prinsip keberlanjutan," ungkap Airlangga.
Baca juga: Airlangga mengumumkan dana kelola kebun sawit naik jadi Rp60 juta
Baca juga: Presiden minta persoalan ketelanjuran lahan sawit selesai satu bulan
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025