Relevan sepanjang masa, ini 19 pesan perjuangan pahlawan nasional

3 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Memperingati Hari Pahlawan pada 10 November, bangsa Indonesia kembali diajak meneladani semangat para pejuang yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan.

Tahun 2025 ini, peringatan Hari Pahlawan mengusung tema “Pahlawanku Teladanku: Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan”, sebuah pesan kuat bahwa nilai-nilai kepahlawanan tidak boleh berhenti di halaman sejarah. Melainkan harus terus hidup dalam tindakan nyata generasi masa kini.

Para pahlawan nasional telah meninggalkan pesan perjuangan yang abadi tentang keberanian menghadapi penindasan, keteguhan menjaga persatuan, hingga keikhlasan berjuang untuk kemajuan bangsa.

Pesan-pesan inilah yang menjadi warisan berharga bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menjaga kedaulatan, mengokohkan persatuan, dan berkontribusi dalam pembangunan negeri menuju Indonesia Emas.

Berikut ini adalah pesan para pahlawan nasional, berdasarkan informasi yang telah dihimpun dari pedoman resmi yang dikeluarkan oleh Kemensos dalam peringatan Hari Pahlawan 2025.

Pesan-pesan perjuangan para pahlawan nasional

Dalam pedoman resmi, susunan upacara peringatan Hari Pahlawan tidak hanya mencakup prosesi mengheningkan cipta, tetapi juga memasukkan pembacaan pesan-pesan perjuangan dari para pahlawan nasional.

Bagian ini menjadi momen penting untuk kembali menghidupkan nilai kepahlawanan melalui kata-kata yang pernah mereka sampaikan. Sebagai panduan, berikut rangkuman pesan perjuangan pahlawan bangsa yang diadaptasi dari pedoman peringatan Hari Pahlawan yang diterbitkan oleh Kementerian Sosial RI:

1. Dr Cipto Mangunkusumo: "Perlawanan yang tidak lahir dari pikiran merdeka hanyalah letupan emosi, bukan perjuangan."

2. Nyi Ageng Serang: "Lemah badan bukan alasan untuk tunduk, sebab jiwa bisa lebih tajam dari keris."

3. Pangeran Antasari: "Hidup untuk rakyat, mati untuk kehormatan."

4. Sisingamangaraja XII: "Jangan berharap hidup tenang selama kemerdekaan belum penuh."

5. Frans Kaisiepo: "Tanah ini bukan milik segelintir orang, tetapi rumah bagi semua anak Indonesia."

6. Maria Walanda Maramis: "Perempuan bukan bayangan, tetapi cahaya dalam rumah tangga dan bangsa."

7. Teuku Cik Di Tiro: "Tidak ada ketakutan bagi mereka yang memperjuangkan kebenaran."

8. Ida Anak Agung Gde Agung: "Politik bukan alat kuasa, tetapi alat menjaga martabat bangsa."

9. Sutan Sjahrir: "Kebebasan berpikir adalah bentuk pertama dari kemerdekaan."

10. Raden Dewi Sartika: "Wanita yang cerdas akan melahirkan bangsa yang kuat."

11. Mr. Iwa Kusumasumantri: "Hukum hanya punya arti jika berdiri bersama rakyat, bukan di atasnya."

12. Martha Christina Tiahahu: "Tubuh ini boleh lemah, tapi keberanian tidak pernah pudar."

13. Wage Rudolf Supratman: "Nyanyian bisa menjadi api dalam dada bangsa."

14. Kasman Singodimedjo: "Kemerdekaan harus dijaga dengan kejujuran, bukan sekadar semangat."

15. Laksamana Malahayati: "Laut bukan penghalang, tapi jalan menuju kehormatan."

16. HOS Tjokroaminoto: "Seorang pemimpin sejati tidak hanya memerintah, tetapi menuntun."

17. Ki Bagus Hadikusumo: "Kemerdekaan adalah amanah Tuhan yang harus dijaga dengan iman dan ilmu."

18. Abdul Muis: "Perlawanan yang tidak lahir dari pikiran merdeka hanyalah letupan emosi, bukan perjuangan."

19. Ratu Kalinyamat: "Aku rela mati demi harga diri dan tanah airku, sebab kehormatan tidak bisa dibeli."

Baca juga: 10 Inspirasi pahlawan perempuan dalam semangat Hari Pahlawan 2025

Baca juga: Mengapa 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan? Ini sejarahnya

Baca juga: Ragam kegiatan Hari Pahlawan 2025 di pusat, daerah, dan luar negeri

Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |