Rektor UNM: Kurikulum muatan lokal di SD jadi bekal pelestarian budaya

2 hours ago 3
Pembentukan karakter dan identitas budaya harus dimulai dari anak-anak agar menjadi fondasi dalam pembelajaran mereka di masa depan

Makassar (ANTARA) - Plh Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Prof Farida Patittingi menilai penambahan muatan lokal dalam kurikulum sekolah dasar (SD) sebagai bekal dalam penguatan dan pelestarian budaya bagi generasi penerus bangsa.

"Kita harus mulai dari bawah, dari anak-anak kita di SD. Kita pastikan kurikulum di lembaga pendidikan kita harus benar-benar sesuai harapan, yaitu melahirkan sumber daya manusia yang berakar dari daerah sendiri," ujarnya di Makassar, Sabtu.

Farida mengatakan inisiatif Pemkot Makassar yang memasukkan muatan lokal dalam kurikulum SD merupakan langkah visioner dalam memperkuat pendidikan berbasis budaya lokal.

Menurutnya, pembentukan karakter dan identitas budaya harus dimulai dari anak-anak agar menjadi fondasi dalam pembelajaran mereka di masa depan.

Baca juga: Kemensos-P2MI integrasikan materi pekerja migran dalam Sekolah Rakyat

Ia menilai, banyak nilai dan kekayaan budaya lokal yang perlu diinternalisasikan ke dalam kurikulum dan diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehari-hari.

Banyak sekali muatan lokal yang bisa kita masukkan ke dalam pembelajaran. Saya senang sekali waktu masuk di sini melihat anak-anak tampil luar biasa, itu melambangkan semangat dan keceriaan yang menggambarkan karakter khas kita," katanya.

Farida menekankan bahwa nilai-nilai luhur masyarakat Makassar seperti Siri’ na Pacce harus menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter.

Nilai tersebut, katanya, bukan hanya cerminan harga diri, tetapi juga dorongan untuk berbuat baik, bekerja keras, dan memberi manfaat bagi sesama.

Baca juga: Komisi X minta wajib belajar 13 tahun diiringi pembenahan kurikulum

Siri’ itu nilai budaya yang luar biasa. Ia melahirkan karakter yang selalu ingin maju, bermanfaat, dan memberikan yang terbaik.

"Jangan sampai kita kehilangan semangat itu. Anak-anak harus dididik agar punya rasa Siri’ yang benar, bukan malu karena gengsi, tapi malu kalau tidak berbuat baik," tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya kerja keras dan ketekunan sebagai bagian dari pendidikan karakter. Tidak ada yang bisa dicapai tanpa kerja keras.

"Kita harus menanamkan semangat itu kepada anak-anak agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh," ucapnya.

Baca juga: Hari santri dan akar tradisi nusantara

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |