Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 394 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan telah terjadi di Jakarta Utara sepanjang 2025.
“Kasus kekerasan di Jakarta Utara kurang lebih ada 394 kasus kekerasan, bahkan kerap terjadi pada kekerasan fisik hingga kekerasan seksual,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Provinsi DKI Jakarta Iin Mutmainnah dalam Kampanye 16 Hari Antikekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (HAKTPA) di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kekerasan paling banyak terjadi pada anak dan diikuti kekerasan kepada perempuan dan ini adalah masalah yang harus ditindaklanjuti dengan tanggung jawab bersama.
Iin menambahkan kampanye ini merupakan rangkaian dari peringatan antikekerasan terhadap perempuan dan anak pada November lalu.
"Kegiatan ini bukan hanya sekadar gerakan seremonial, tetapi menjadi upaya strategi kolaborasi seluruh pihak dalam mencegah terjadinya kekerasan,” kata dia.
Baca juga: PPAPP Jaksel bentuk Satgas TPPK untuk cegah kekerasan anak
Ia memastikan, pemerintah terus berupaya menyediakan berbagai layanan konsultasi maupun pengaduan dan pada saat ini, di DKI Jakarta sudah ada 44 pos layanan untuk masyarakat.
"Saya juga berharap kepada seluruh peserta yang hadir dapat meneruskan sosialisasi ini ke masyarakat secara langsung sehingga, kita bisa meminimalisir kasus kekerasan, terutama pada anak dan perempuan," kata dia.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Wakil Wali Kota Jakarta Utara Fredy Setiawan mengatakan kampanye ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan ruang aman bagi perempuan dan anak.
"Kami terus berkomitmen untuk menjamin perlindungan hak-hak perempuan dan anak," kata dia.
Menurut dia, setiap bentuk kekerasan meninggalkan luka yang mendalam pada korban, bahkan berpotensi atau berdampak panjang hingga generasi berikutnya.
Baca juga: Dinas PPAPP DKI sebut kasus kekerasan terhadap anak masih tinggi
Untuk itu, seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, organisasi masyarakat, maupun dunia usaha perlu terus mendukung upaya pencegahan.
"Kami tahu kekerasan berbasis gender secara daring adalah permasalahan besar di negara kita. Semoga melalui kampanye ini bisa menjadi titik awal dari banyak aksi yang lebih besar di masa depan," harapnya.
Fredy mengajak semua peserta untuk tidak hanya berhenti pada kampanye ini, tetapi menjadikannya gerakan sepanjang tahun demi keadilan dan kesejahteraan bersama.
"Saya percaya bahwa Jakarta Utara dengan kekuatan komunitas dan keberagaman masyarakatnya akan mampu menjadi teladan menciptakan kota yang lebih ramah, inklusif, serta melindungi, khususnya perempuan dan anak," kata dia.
Sebelumnya berdasarkan data Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) menyebutkan, sejak Januari hingga 19 November 2025 terjadi 1.917 kasus kekerasan perempuan dan anak di DKI Jakarta.
Baca juga: Cegah perundungan, Sudin PPAPP Jaksel libatkan Forum Anak dan Genre
Kasus yang terbanyak adalah anak menjadi korban kekerasan seksual dengan 588 kasus atau 21,9 persen diikuti perempuan korban KDRT dengan 412 kasus atau 15,4 persen.
Kemudian perempuan jadi korban kekerasan psikis 318 kasus atau 11,9 persen dan perempuan jadi korban kekerasan fisik sebanyak 276 kasus atau 10,3 persen.
Lokasi kekerasan kepada perempuan dan anak itu paling banyak terjadi di dalam rumah dengan 1.132 kasus atau 56,3 persen diikuti di jalan dengan 135 kasus atau 6,7 persen.
Lalu di kos-kosan 126 kasus atau 6,3 persen, terjadi di sekolah sebanyak 119 kakus atau 5,9 persen lalu di kontrakan 88 kasus atau 4,4 persen dan di hotel 86 kasus atau 4,3 persen.
Kemudian untuk terlapor pelaku kekerasan perempuan dan anak paling banyak adalah suami dengan 503 kasus atau sekitar 22,3 persen, kemudian dilakukan oleh teman korban sebanyak 351 orang atau 15, 7 persen, dan orang tidak dikenal sebanyak 281 kasus atau 12,6 persen.
Baca juga: Kekerasan pada anak terjadi karena kurang komunikasi orang tua-anak
Kemudian kekerasan yang dilakukan oleh tetangga ada 203 kasus atau 9,1 persen, kekerasan dilakukan ayah kandung ada 197 kasus dengan 8,8 persen, dan pacar dengan 147 kasus atau sekitar 6,6 persen.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































