Jakarta (ANTARA) - Serial asal Malaysia berjudul Bidaah belakangan ramai diperbincangkan karena mengangkat isu agama yang sensitif namun relevan.
Banyak penonton dibuat penasaran, bahkan bingung dengan istilah “bid’ah” yang menjadi pusat dalam alur ceritanya. Tak sedikit yang bertanya-tanya, sebenarnya apa arti bid’ah dalam ajaran Islam? Di tengah antusiasme masyarakat terhadap serial ini, penting untuk kembali memahami istilah bid’ah secara mendalam agar tidak salah kaprah.
Apa itu Bid’ah?
Secara bahasa, bid’ah berasal dari kata bada’a, yang berarti menciptakan sesuatu yang baru. Kata ini juga melahirkan berbagai istilah dalam bahasa Arab, seperti ibda’ (inovasi, kreasi) dan badii’ (indah, unik, luar biasa). Namun dalam konteks agama, bid’ah berarti membuat hal baru dalam urusan agama yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, baik dalam keyakinan maupun dalam bentuk ibadah.
Para ulama menjelaskan bahwa bid’ah adalah cara beragama yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah, tetapi dilakukan seolah-olah bagian dari ajaran Islam. Ada dua ciri utama dari bid’ah: pertama, praktik tersebut menyerupai ajaran agama dan kedua, diyakini sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“...Hati-hatilah terhadap hal-hal yang baru (dalam agama), karena setiap hal yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.”
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Hadis ini menjadi peringatan agar umat Islam tidak sembarangan menambah atau mengubah tata cara ibadah yang sudah ditetapkan.
Jenis dan contoh Bid’ah haram
Tidak semua hal baru dianggap bid’ah. Namun, jika hal tersebut bertentangan dengan syariat atau dilakukan dalam rangka ibadah tanpa dasar, maka masuk dalam kategori bid’ah yang dilarang. Berikut beberapa contohnya:
1. Aliran sesat
Pandangan atau keyakinan yang menyimpang dari pokok ajaran Islam, terutama dalam hal akidah, termasuk dalam kategori bid’ah. Biasanya, ajaran ini membawa pemahaman baru yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Al Quran dan sunnah Rasulullah SAW. Jika dibiarkan, pemikiran semacam ini bisa menyesatkan umat dan menjauhkan dari ajaran Islam yang lurus.
2. Tabarruk (mencari berkah dari tempat atau benda)
Tabarruk adalah mencari berkah dari tempat tertentu, barang peninggalan, atau benda milik orang saleh yang masih hidup atau sudah wafat. Dalam beberapa kasus, ini bisa menjurus pada bentuk pengagungan terhadap makhluk secara berlebihan, yang dikhawatirkan mendekati syirik.
3. Bid’ah dalam ibadah
Menambahkan sesuatu dalam ibadah yang tidak diajarkan Rasulullah juga termasuk bid’ah. Contohnya:
- Mengeraskan niat saat salat
- Mengadakan salat atau amalan tertentu tanpa dalil
- Merayakan ulang tahun Nabi atau peringatan tertentu seolah itu bagian dari ibadah yang berpahala
Dalam hadis lain, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa melakukan amalan yang tidak sesuai dengan ajaran kami, maka amalan itu tertolak.”
(HR. Muslim)
Islam adalah agama yang telah sempurna dan lengkap ajarannya. Tidak perlu ditambah atau dikurangi dalam hal ibadah maupun keyakinan. Menjaga kemurnian ajaran Islam adalah bentuk kecintaan kita kepada Rasulullah dan upaya kita untuk tetap berada di jalan yang lurus. Maka, penting bagi setiap Muslim untuk belajar dan memahami syariat dengan benar, agar tidak terjebak dalam praktik yang justru menjauhkan dari ajaran Islam yang sebenarnya.
Baca juga: Benarkah Zakat Penghasilan Itu Bid`ah ?
Baca juga: Al Quran bahasa isyarat gagasan Indonesia mendapat apresiasi OKI
Baca juga: Hukum talak dalam Islam: Kapan diperbolehkan dan dilarang?
Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025