Presiden Ramaphosa: Hubungan RI-Afsel berakar kuat hampir 350 tahun

3 days ago 5
kunjungan kenegaraan ini sebagai tonggak penting yang mempererat hubungan kedua negara di tengah semangat solidaritas global selatan

Jakarta (ANTARA) - Presiden Afrika Selatan Matamela Cyril Ramaphosa menyatakan hubungan Afrika Selatan dan Indonesia berakar kuat dalam sejarah sejak hampir 350 tahun lalu dan menjadi dasar bagi hubungan jangka panjang kedua negara.

"Hubungan antara Afrika Selatan dan Indonesia berakar kuat dalam sejarah kita. Sebuah sejarah yang membentang hampir 350 tahun, dimulai pada abad ke-17 ketika orang Indonesia pertama kali dibawa ke Afrika Selatan oleh penjajah Belanda pada saat itu," kata Presiden Ramaphosa saat menyampaikan keterangan pers bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu.

Presiden Ramaphosa menyebut kunjungan kenegaraan ini sebagai tonggak penting yang mempererat hubungan kedua negara di tengah semangat solidaritas global selatan.

Ramaphosa pun menyampaikan selamat kepada Indonesia atas Peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada 1955 yang menjadi momen bersejarah bagi rakyat Afrika Selatan karena diwakili dua pemimpin besar negara itu, yakni Moses Kotane dan Moulvi Cachalia.

Baca juga: Prabowo ingin kerja sama dengan Afsel lebih erat, bisa bebas visa

Presiden Ramaphosa menilai Konferensi Asia-Afrika menjadi simbol perjuangan bangsa-bangsa untuk kemerdekaan dan kesetaraan global.

"Saya menghadiri peringatan 50 tahun Konferensi Bandung pada tahun 2015, yang merupakan momen yang luar biasa, yang mempertemukan banyak pemimpin dari negara-negara nonblok di seluruh dunia," kata Ramaphosa.

Lebih lanjut, Presiden Ramaphosa menyambut baik keanggotaan Indonesia sebagai anggota terbaru BRICS yang menurutnya akan membuka peluang kerja sama strategis di berbagai bidang.

Presiden Ramaphosa menegaskan komitmen bersama untuk memperluas perdagangan dan memperdalam hubungan politik serta ekonomi.

"Kami sepakat tentang perlunya meningkatkan perdagangan antara kedua negara kita sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kami berbicara tentang pentingnya membangun perekonomian yang lebih tangguh dan beragam antara kedua negara kita demi kepentingan rakyat di kedua negara, karena kita menghadapi tantangan geopolitik yang serupa," kata Presiden Ramaphosa.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |