Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto membentuk satuan tugas (satgas) khusus untuk mempersiapkan rencana pembangunan sekolah terintegrasi di setiap kecamatan sebagai upaya pemerataan akses pendidikan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Kepala Negara, dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, mengatakan bahwa Satgas tersebut melibatkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Inovasi (Kemendiktisaintek) serta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), dengan dukungan lintas kementerian.
"Ini sedang saya susun, saya minta KemenDikti Saintek sama Kemendikdasmen, mungkin dibantu oleh kementerian lain juga, menyusun suatu satgas khusus untuk mempelajari. Kita membangun sekolah terintegrasi di setiap kecamatan," katanya.
Menurut Presiden, sekolah terintegrasi akan menyatukan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA/SMK dalam satu kawasan pendidikan terpadu.
Program itu menyasar masyarakat tidak mampu secara ekonomi di desil 3-5, sebagai bagian dari pemerataan program pendidikan setelah Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggulan Garuda yang kini sedang berjalan.
"Berarti, kita mungkin harus bangun 7.000 sekolah terintegrasi ini. Maksudnya, sekarang SD, SMP, SMA, atau SMK terpisah," katanya.
Baca juga: Prabowo: Tiap tahun 100 ribu hektare sawah hilang diubah peruntukannya
Ia menilai langkah ini diperlukan karena menurunnya angka kelahiran yang menyebabkan sejumlah sekolah dasar kekurangan murid, sehingga perlu dilakukan konsolidasi agar lebih efisien dan berdampak luas.
“Tiap sekolah terintegrasi harus punya laboratorium yang cukup bagus, laboratorium matematika, kimia, biologi, laboratorium bahasa,” ujar Prabowo dalam arahannya.
Ia menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing, terutama Bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Jepang, dan Korea, untuk mempersiapkan tenaga kerja Indonesia menghadapi kebutuhan pasar global, termasuk di sektor perhotelan, restoran, dan perawatan lansia.
Presiden menilai, karakter bangsa Indonesia yang dikenal ramah, tabah, dan pekerja keras menjadi modal penting untuk bersaing secara global.
Karena itu, konsep sekolah terintegrasi diharapkan tidak hanya memperluas akses pendidikan bagi masyarakat menengah bawah, tetapi juga melahirkan generasi yang terampil, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja internasional.
“Ini belum boleh disebut prestasi, baru embrio konsep. Namun, sudah saatnya kita pikirkan sistem pendidikan yang terintegrasi, efisien, dan relevan dengan kebutuhan masa depan," katanya.
Baca juga: Presiden Prabowo puji Kepala BGN kembalikan anggaran MBG Rp70 triliun
Baca juga: Presiden Prabowo komitmen sempurnakan program MBG
Pewarta: Andi Firdaus, Fathur Rochman
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.