Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa atau IEU-CEPA yang akhirnya disepakati usai sepuluh tahun negosiasi, menjadi pasar alternatif bagi Indonesia di tengah ketidakpastian dunia.
Usai mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa António Costa di Brussel, Belgia, Minggu (13/7), Presiden Prabowo menyebutkan bahwa kesepakatan tersebut menjadi sebuah terobosan dan tidak ada lagi persoalan yang menghambat kemitraan itu.
"Luar biasa, terobosan besar. Setelah sepuluh tahun negosiasi, hari ini kita tembus, breakthrough, semua titik-titik persoalan sudah kita selesaikan," kata Presiden Prabowo saat memberikan keterangan pers, sebagaimana ditayangkan dalam akun YouTube Sekretariat Presiden yang disaksikan di Jakarta, Senin dini hari.
Baca juga: Komisi Eropa: IEU-CEPA buka pasar baru di industri pertanian-otomotif
Presiden mengatakan kawasan Uni Eropa merupakan pasar dagang yang besar dengan jumlah penduduk 460 juta, sedangkan Indonesia 287 juta jiwa, sehingga kedua pihak mampu menguasai lebih dari 740 juta orang.
Menurut Kepala Negara, kemitraan yang mampu dicapai oleh Indonesia dan Uni Eropa lewat IEU-CEPA merupakan peristiwa bersejarah.
Presiden menilai kemitraan baru ini menjadi alternatif pasar dagang bagi Indonesia di tengah situasi global yang tidak pasti.
"Total GDP mereka sangat besar, perdagangan mereka juga sangat besar, jadi ini alhamdulillah suatu peristiwa bersejarah. Kita dalam keadaan ketidakpastian dunia, sekarang kita punya alternatif-alternatif yang kuat," kata Prabowo.
Baca juga: Presiden Komisi Eropa puji Prabowo rampungkan IEU-CEPA usai 10 tahun
Dalam sambutannya saat pernyataan pers bersama, Kepala Negara menyampaikan apresiasi terhadap kinerja para menteri kabinet dan komisioner dari kedua pihak, sehingga tidak ada lagi isu utama yang menjadi perbedaan antara Uni Eropa dan Indonesia.
Prabowo juga berharap implementasi dari kemitraan IEU-CEPA dapat segera ditandatangani sebagai simbol kemitraan yang kuat.
"Tanda tangan perlu waktu tentunya. Mudah-mudahan tidak lama" kata Prabowo.
Baca juga: Uni Eropa siap dukung agenda pembangunan Presiden Prabowo
Baca juga: Presiden Prabowo ingin kirim lebih banyak mahasiswa Indonesia ke Eropa
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.