PLN lakukan sejumlah langkah hadapi pelemahan rupiah

1 week ago 6

juga melakukan upaya penurunan biaya 'debt service' dengan inisiatif pengelolaan keuangan yang lebih prudent

Jakarta (ANTARA) - PT PLN (Persero) melakukan sejumlah antisipasi guna menjaga stabilitas keuangan perusahaan di tengah naik-turunnya harga energi akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa nilai tukar antara dolar dan rupiah sangat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.

Menurut dia, 72 persen biaya operasi PLN berbasis mata uang asing, sedangkan pendapatan perseroan sepenuhnya rupiah.

"Kami melakukan simulasi dampaknya terhadap kondisi keuangan PLN, best case scenario Rp16 ribu per dolar AS, dengan worst case scenario sampai Rp17.500 per dolar," ujar Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI di Komplek Parlemen Jakarta, Kamis.

Darmawan menjelaskan saat melakukan stress test dengan skenario terburuk, di mana kurs Rp17.500 per dolar, terdapat kenaikan biaya pokok produksi dari Rp1.822 per kWh menjadi Rp1.851 per kWh atau naik sebesar Rp29 per kWh.

Kenaikan tersebut akan terdampak terhadap subsidi dan kompensasi sebesar Rp6,5 triliun per tahun.

Lebih lanjut, kata Darmawan, PLN harus mampu melakukan mitigasi risiko, baik terhadap fluktuasi kurs dan juga kinerja keuangan perusahaan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah peningkatan penjualan listrik, yang akan meningkatkan pendapatan kotor.

Selain itu, PLN akan melakukan optimalisasi biaya operasi. Darmawan menekankan bahwa optimalisasi biaya operasi bukanlah pemangkasan biaya operasional.

"Kemudian kami juga melakukan upaya penurunan biaya debt service dengan inisiatif pengelolaan keuangan dengan lebih prudent, dan juga lebih optimal. Kami juga melakukan strategi hedging untuk menekan risiko exposure terhadap valas dan juga pinjaman terhadap valas," imbuhnya.