Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membuka peluang kolaborasi riset lintas negara, dengan mengepalai ASEAN Ministerial Meeting on Science, Technology and Innovation (AMMSTI) dan ASEAN Committee on Science, Technology and Innovation (Costi) 2025.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta, Senin menegaskan pentingnya forum ini untuk memperkuat kerja sama riset antar negara ASEAN dan mitra strategis internasional dalam membangun ekosistem sains, teknologi, dan inovasi yang kolektif dan inklusif.
Sebagai ketua AMMSTI, Indonesia melalui BRIN mengusulkan topik-topik prioritas yang sejalan dengan agenda pembangunan nasional, termasuk pangan, kesehatan, ekonomi biru, ekonomi sirkular, mitigasi kebencanaan, dan teknologi antariksa.
"Rencana kerja ASEAN COSTI ini kami sinergikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2025–2029," kata Handoko.
Baca juga: BRIN dukung ASEAN hasilkan peta jalan pengembangan AI
Baca juga: Menristek dukung terbentuknya peta dunia inovasi ASEAN
Dalam hal ini, Handoko menjelaskan pihaknya memainkan peran aktif dalam sembilan subkomite ASEAN Costi yang meliputi bidang-bidang strategis seperti bioteknologi, kelautan, sains material, energi berkelanjutan, hingga aplikasi teknologi antariksa.
"Seluruh pengampu subkomite berasal dari BRIN, kecuali subkomite meteorologi dan geofisika yang diampu oleh BMKG," ujarnya.
Dalam forum ini, Handoko menyebutkan BRIN membuka peluang luas untuk memperkuat jejaring internasional dan memfasilitasi kolaborasi riset lintas negara.
Berbagai upaya dan skema pendukung telah disiapkan, termasuk mobilitas periset, program peningkatan kapasitas SDM, hingga pendanaan riset.
"Kita ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat gravitasi kolaborasi riset di kawasan," tegasnya.
Baca juga: BRIN: Penanganan COVID-19 sebagai salah satu fokus utama ASEAN
Baca juga: UI-Kemenkes hadirkan pelatihan regulasi alat kesehatan ASEAN-Jepang
Selain kolaborasi ASEAN, forum AMMSTI-Costi juga mendorong keterlibatan mitra negara maju dalam mendukung pengembangan iptek di Asia Tenggara.
Melalui skema ASEAN plus negara-negara mitra seperti Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Uni Eropa dapat turut serta mendukung agenda riset kawasan.
"Kami tidak ingin hanya berhenti pada deklarasi. Targetnya adalah implementasi nyata dalam bentuk program bersama dan output riset yang terukur," ucap Laksana Tri Handoko.
Diketahui, AMMSTI-Costi adalah forum utama kerja sama antarnegara ASEAN dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. Kegiatan tersebut berlangsung mulai 16 – 20 Juni 2025 di Gedung BJ. Habibie, Jl. MH. Thamrin No. 8, Jakarta.
Baca juga: Kemenkes: ASEAN EOC momen penguatan kolaborasi regional
Baca juga: Kemenkes perkenalkan kinerja verifikasi universal kepada ASEAN
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025