Jakarta (ANTARA) - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero), resmi ditetapkan sebagai pemenang lelang hak khusus wilayah jaringan distribusi (WJD) gas bumi di Kota Batam, Kepri, oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).
Sekretaris Perusahaan PGN, Fajriyah Usman dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan penetapan pemenang yang tertuang dalam Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 14/KD/Lelang/BPH Migas/Kom/2025 itu, menjadi langkah strategis PGN dalam memperluas layanan gas bumi di Batam dan sekaligus wujud dukungan PGN dalam perbaikan tata kelola gas bumi yang diinisiasi pemerintah.
"PGN menyambut baik kepercayaan yang diberikan pemerintah. Kami berkomitmen memperluas infrastruktur dan layanan gas bumi, khususnya bagi sektor rumah tangga, industri, kelistrikan dan UMKM di Batam yang memiliki potensi ekonomi besar termasuk dukungan terhadap program pemerintah seperti makan bergizi gratis (MBG) dan jaringan gas bumi untuk rumah tangga," ujarnya.
Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim menyampaikan bahwa badan usaha pemenang lelang wajib ikut mengembangkan potensi industri dan masyarakat di Kota Batam.
"Mereka memiliki hak dan kewajiban sesuai ketentuan, termasuk berkontribusi pada peningkatan ekonomi dan daya beli masyarakat serta berkomitmen untuk penambahan jaringan gas bumi untuk rumah tangga sesuai dokumen penawaran," jelasnya.
BPH Migas menyebut pengembangan WJD Batam telah sesuai dengan tata ruang wilayah dan termasuk dalam prioritas nasional untuk mendorong pemanfaatan energi bersih.
"Gas bumi sudah digunakan di kawasan industri dan permukiman Batam sejak 2003. Ke depan, pasokan gas dapat bersumber dari Blok Duyung, Anambas, hingga West Natuna," tambah Anggota Komite BPH Migas Wahyudi Anas.

Untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus tumbuh, lanjut Fajriyah, PGN juga mengoptimalkan berbagai sumber pasokan, termasuk gas dari regasifikasi LNG, sebagai solusi jangka panjang untuk keandalan pasokan gas bumi kepada pelanggan.
Saat ini, PGN memiliki jaringan pipa sepanjang 273 kilometer di Batam, 20 meter regulator/station (MR/S), dan satu offtake station di Panaran.
Infrastruktur itu menjangkau kawasan industri dan permukiman seperti Tanjung Uncang, Batamindo, Kabil, Batam Centre, Panbil, hingga Lubuk Baja.
Layanan PGN di Batam tercatat mencakup 6 pembangkit listrik, 102 pelanggan komersial dan industri, 76 pelanggan kecil, serta 5.686 rumah tangga, dengan total konsumsi gas mencapai 96,9 BBTUD.
Tahun ini, PGN menargetkan penambahan 4.000 sambungan rumah tangga baru dari total komitmen penambahan jumlah sambungan dalam dokumen penawaran sekitar 16.000 pelanggan rumah tangga serta industri & komersial selama periode pengembangan pada 2025-2027.
Fajriyah juga menambahkan upaya PGN tersebut sejalan dengan alokasi belanja modal pada 2025 sebesar 338 juta dolar AS yang 67 persennya difokuskan untuk pengembangan hilir, termasuk jargas, pipa Tegal-Cilacap, serta infrastruktur CNG dan LNG.
Melalui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia, PGN juga menyediakan layanan gas bumi dalam bentuk CNG bagi wilayah yang belum terjangkau pipa, termasuk untuk mendukung program MBG di Batam.
"Kami berharap kolaborasi antara PGN, pemerintah, dan pemangku kepentingan di Batam dapat semakin erat untuk mendorong pemanfaatan gas bumi secara optimal, demi pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat serta mendukung Astacita pemerintah terkait swasembada energi," sebut Fajriyah.
Baca juga: PGN terus perluas jargas di Tangerang Selatan
Baca juga: Tekan polusi, Menteri LH minta kawasan industri segera konversi ke gas
Baca juga: PGN catat kinerja positif pada 2024
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025