PGE: PLTP Lumut Balai II berkapasitas 55 MW mulai beroperasi Juni 2025

3 months ago 24

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menyatakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit II di Sumatera Selatan, direncanakan commissioning on date (COD) atau mulai beroperasi pada Juni 2025, dengan kapasitas 55 megawatt (MW).

“Mudah-mudahan Lumut Balai Unit II yang kita targetkan akan beroperasi di tahun ini. Mudahan-mudahan di akhir bulan Juni ini, COD-nya,” kata Manager Corporate Communication and Stakeholder Management PGE, Muhammad Taufik ditemui usai temu media jelang acara The 11th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta, Kamis.

Dirinya menyampaikan dengan beroperasinya PLTP tersebut menjadi bukti salah satu upaya yang dilakukan oleh pihaknya untuk memaksimalkan potensi pengembangan elektrifikasi panas bumi di Indonesia yang mencapai 24 gigawatt (GW), namun saat ini baru dimanfaatkan sebesar 12 persen atau 2,6 GW.

“PGE punya beberapa proyek yang saat ini insya Allah akan COD. Di antaranya itu mudah-mudahan (PLTP) Lumut Balai Unit 2 yang kita targetkan akan beroperasi di tahun ini,” katanya lagi.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ingin menjadikan Flores, Nusa Tenggara Timur, sebagai Pulau Panas Bumi atau Geothermal Island, sebab terdapat potensi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang dapat menggantikan diesel.

“Mudah-mudahan, Flores itu Insya Allah kita bisa jadikan Geothermal Island, jadi di situ panas buminya luar biasa,” ucap Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi dalam acara Konferensi Pers The 11th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2025 di Jakarta, Senin (14/4).

Eniya menyampaikan bahwa tenaga panas bumi menjadi satu-satunya energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan oleh Flores untuk menjadi pengganti diesel.

Ia sudah mempertimbangkan sumber energi terbarukan lainnya, seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), untuk dikembangkan di Flores.

Akan tetapi, kawasan tersebut terlampau panas dan tandus, sehingga PLTA sulit untuk dikembangkan di Flores. Sedangkan, pemasangan panel surya membutuhkan lahan yang luas untuk menggantikan konsumsi diesel di Flores.

Baca juga: PGE bangun BSS energi panas bumi dukung layanan transportasi digital

Baca juga: PGE Ulubelu suplai 20 persen energi listrik di Lampung

Baca juga: PGE dan Pertagas kolaborasi kajian pengembangan hidrogen hijau

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |