Jakarta (ANTARA) - Infak dan sedekah merupakan dua istilah yang sering dipakai secara bergantian dalam kehidupan sehari-hari umat Islam. Keduanya identik dengan praktik memberi dalam rangka mencari ridha Allah, dan sering kali dianggap serupa oleh masyarakat karena sama-sama berkaitan dengan amal kebaikan.
Akan tetapi, dari perspektif Islam, keduanya memiliki perbedaan mendasar baik dari segi definisi, hukum, penerima, tujuan, hingga bentuk pelaksanaannya. Pemahaman yang tepat terhadap perbedaan ini penting agar umat Islam dapat mengamalkannya secara lebih sesuai dengan tuntunan agama.
Definisi cakupan infak dan sedekah
Infak secara bahasa berasal dari kata Arab anfaqa yang berarti “membelanjakan” atau “mengeluarkan harta”. Dalam istilah syariat, infak merujuk pada pengeluaran harta di jalan Allah, termasuk untuk zakat hingga untuk urusan keluarga, tanpa batasan nisab (minimal harta) tertentu.
Sedangkan, sedekah berasal dari kata shidq, yang artinya “kebenaran”. Secara terminologi, sedekah berarti memberikan apa pun materi atau non‑materi secara sukarela untuk meraih keridhaan Allah. Bentuknya bisa berupa senyum, membantu orang lain, ilmu, hingga tenaga.
Hukum dalam syariat
Infak dapat bersifat wajib maupun sunnah. Infak wajib mencakup zakat, kafarat, dan nadzar yang harus ditunaikan oleh umat Islam sesuai ketentuan syariat. Sementara itu, infak sunnah mencakup pemberian sukarela seperti donasi untuk pembangunan masjid atau membantu fakir miskin, yang meskipun tidak diwajibkan, sangat dianjurkan sebagai bentuk kepedulian sosial dan ibadah.
Sedekah secara keseluruhan berstatus sunnah, artinya dianjurkan namun tidak diwajibkan dalam Islam. Meskipun berpahala besar dan menjadi salah satu bentuk amal yang dicintai Allah, seseorang tidak berdosa apabila tidak melaksanakannya. Hal ini membedakan sedekah dari infak wajib yang memiliki konsekuensi hukum jika diabaikan.
Penerima amalan dan waktu pelaksanaan
Infak memiliki cakupan penerima yang luas, seperti individu, keluarga, lembaga, fakir miskin, hingga kegiatan sosial-keagamaan seperti pembangunan masjid atau dakwah. Infak dapat diberikan kapan saja, namun jenis yang wajib seperti zakat fitrah memiliki waktu tertentu, sedangkan infak sunnah tidak dibatasi waktu.
Sedekah, meskipun bisa berupa materi, umumnya diberikan langsung kepada individu yang membutuhkan. Sedekah juga mencakup hal non-materi seperti senyum, ucapan positif, atau bantuan ringan. Tidak memiliki batasan waktu, sedekah dapat dilakukan kapan saja secara spontan.
Dengan demikian, infak merupakan pengeluaran harta yang bisa bersifat wajib atau sunnah dengan penerima yang beragam. Sedangkan sedekah bersifat sunnah dan mencakup pemberian materi maupun non-materi. Memahami perbedaan ini membantu umat Islam menyalurkan rezeki sesuai niat dan tujuan, sehingga ibadah lebih tepat sasaran dan bernilai syariat.
Baca juga: Cek fakta, artikel Menag sebut uang infak digunakan untuk bangun masjid IKN
Baca juga: Baznas RI ajak LAZ di Indonesia berembuk atasi kemiskinan dengan zakat
Baca juga: Baznas berdayakan mustahik di Trenggalek melalui Balai Ternak
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.