Jakarta (ANTARA) - Dalam lanskap urban yang semakin terdigitalisasi, konsep smart city telah berkembang menjadi suatu keniscayaan dalam menjawab tantangan kehidupan perkotaan modern. Kota pintar bukan lagi sekadar visi futuristik, melainkan sebuah sistem yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keberlanjutan hidup masyarakat.
Di balik kompleksitas teknologi yang menopang sistem smart city ini, terdapat satu elemen fundamental yang sering kali luput dari perhatian, yakni telekomunikasi. Peran ini sangat sentral sebagai fondasi digital yang memungkinkan seluruh komponen kota pintar berfungsi secara terintegrasi.
Telekomunikasi menyediakan infrastruktur yang memungkinkan pertukaran data secara real-time antara perangkat, sistem, dan manusia. Tanpa konektivitas yang stabil dan cepat, berbagai layanan smart city, seperti manajemen lalu lintas berbasis sensor, pemantauan kualitas lingkungan, serta layanan publik digital, tidak akan dapat berjalan secara optimal.
Jaringan serat optik, teknologi 4G dan 5G, serta konektivitas satelit yang disediakan oleh telko menjadi tulang punggung dari sistem komunikasi kota. Selain itu, telko juga mengelola pusat data dan layanan cloud yang menyimpan serta memproses data dalam skala besar, menjadikan mereka sebagai penggerak utama transformasi digital untuk mendukung smart city.
Dari perspektif akademik, pembangunan smart city tidak hanya bergantung pada ketersediaan teknologi, tetapi juga pada kemampuan masyarakat dalam memanfaatkannya.
Prof Fadhillah Azhar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengemukakan konsep communicative Ccty, yang menekankan pentingnya sistem komunikasi yang inklusif sebagai fondasi awal pembangunan smart city. Menurutnya, kesenjangan digital harus dijembatani agar implementasi kota pintar dapat berlangsung secara berkelanjutan.
Sementara itu, Dr Nur Syifa, dari Universitas Negeri Jakarta, menyoroti peran teknologi elektronika dan perangkat IoT dalam lima domain utama smart city, yakni smart governance, smart mobility, smart environment, smart energy, dan smart living. Ia juga menekankan perlunya kurikulum pendidikan teknik yang adaptif untuk mendukung kebutuhan industri yang terus berkembang.
Salah satu komponen utama dalam ekosistem smart city adalah internet of things (IoT). Sensor dan perangkat IoT tersebar di berbagai titik kota, mulai dari lampu jalan, kendaraan, gedung, sistem air, hingga tempat sampah.
Perangkat-perangkat ini mengumpulkan data secara terus-menerus, seperti kualitas udara, suhu, kelembapan, dan kepadatan lalu lintas. Telko berperan dalam menyediakan jaringan komunikasi yang mendukung konektivitas antar perangkat IoT, baik melalui LPWAN, NB-IoT, maupun jaringan 5G.
Mereka juga mengelola platform IoT yang memungkinkan integrasi data dari berbagai sumber dan menyediakan analitik berbasis kecerdasan buatan. Di samping itu, telko menjamin keamanan data melalui sistem enkripsi dan proteksi terhadap ancaman siber.
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.