Chongqing (ANTARA) - Pada 20 Mei, tanggal yang dirayakan oleh para pasangan di China sebagai "520" yang pengucapannya terdengar seperti "Aku mencintaimu" dalam bahasa Mandarin, para pengantin baru di Chongqing, China barat daya, saling bertukar ikrar di balai pencatatan pernikahan di pusat kota.
Li Bailing, seorang penyuluh pernikahan di balai pencatatan pernikahan tersebut, telah menyaksikan begitu banyak momen semacam itu, dan perannya menjadi semakin signifikan saat China memperkuat sistem dukungan keluarga.
Regulasi pencatatan pernikahan yang baru direvisi di negara tersebut, yang mulai diberlakukan pada 10 Mei 2025, mewajibkan peningkatan layanan konseling pernikahan guna memperkuat kestabilan keluarga.
"Kami membantu mengubah gagasan romantis menjadi keterampilan hubungan yang praktis," ujar Li, seraya menyatakan bahwa sesi konseling yang dia terapkan menggunakan simulasi berbasis skenario dan latihan komunikasi untuk mengajarkan resolusi konflik dan perencanaan rumah tangga.
"Konseling ini bertujuan untuk membantu para pasangan suami istri (pasutri) muda agar mengetahui bahwa pernikahan juga memerlukan kearifan praktis," imbuh wanita itu.
Di saat angka perceraian tercatat sekitar 2,62 juta pada tahun lalu, China menjadikan konseling keluarga sebagai prioritas nasional, dengan memanfaatkan keahlian konsultan pernikahan dan keluarga serta sumber daya sosial lainnya untuk memperkuat pendidikan pranikah dan memberikan panduan perihal hubungan keluarga.
Chongqing menjadi pelopor dalam upaya tersebut. Biro urusan sipil tingkat kota di Chongqing meluncurkan berbagai inisiatif yang inovatif, seperti saluran telepon (hotline) konseling pernikahan dan serangkaian langkah yang dirancang untuk membantu pasutri membangun hubungan yang lebih kuat.
Inisiatif tersebut kini melayani lebih dari 1 juta warga, yang didukung oleh tim beranggotakan 10.000 orang yang terdiri dari penyuluh, pekerja sosial, dan psikolog.
Dengan lebih berfokus pada upaya praktis tersebut, Li menguraikan bahwa melalui lokakarya perencanaan keluarga, para pengantin baru dibimbing untuk berkomunikasi secara terbuka dan membuat rencana bersama demi masa depan mereka, mengubah ikatan resmi mereka menjadi awal yang hangat dan cermat dalam kehidupan pernikahan.
Dengan fokus mendukung para pengantin baru dalam membangun kehidupan pernikahan yang sejahtera dan langgeng, pemerintah kota di Chongqing membentuk sistem layanan pernikahan dan keluarga yang komprehensif dan profesional melalui peluncuran layanan konseling khusus.
Selain itu, pemerintah kota Chongqing juga menyelenggarakan berbagai acara, seperti "Hari Keluarga" dan pernikahan massal, untuk memperkuat ikatan keluarga dan mendorong hubungan yang harmonis.
"Pernikahan massal dilaksanakan secara khidmat dan sederhana, menghindari pemborosan. Kami sangat menghargai pendekatan baru dan sederhana ini," tutur sepasang suami istri yang mengikuti prosesi pernikahan massal tahun lalu.
Dikatakan Li, kendati surat nikah menandai dimulainya perjalanan pasangan suami istri, kebahagiaan langgeng bergantung pada pertumbuhan yang berkelanjutan. "Saat komitmen romantis dipadukan dengan kearifan praktis, keluarga akan berkembang," katanya.