Denpasar (ANTARA) - BUMD PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali menyalurkan kredit yang mayoritas diserap sektor produktif dari total realisasi penyaluran kredit mencapai Rp23,3 triliun selama triwulan I-2025.
"Porsi kredit produktif kami telah menyentuh sebesar 58,40 persen," kata Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma di Denpasar, Bali, Rabu.
Ada pun porsi kredit produktif itu di antaranya diserap debitur pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dengan realisasi penyaluran kredit mencapai Rp11,8 triliun atau 50,86 persen.
Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp487,4 miliar di antaranya diserap pelaku UMKM melalui kredit usaha rakyat (KUR) yang terealisasi sebesar 170 persen dari target.
Menurut Sudharma, pencapaian tersebut sejalan dengan visi bank pelat merah di Pulau Dewata itu untuk memberi layanan kepada UMKM dan mendorong ekonomi daerah tumbuh berkelanjutan.
Untuk mendukung UMKM naik kelas, selain KUR pihaknya menyediakan kredit Kusuma Sari dan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Badung melalui program Subsidi Kredit Usaha Mikro Badung Sejahtera (Sidi Kumbara).
Sedangkan total realisasi penyaluran kredit yang mencapai Rp23,3 triliun per triwulan I-2025 itu tumbuh 8,80 persen dibandingkan periode sama 2024, sekaligus melampaui target sebesar Rp23,03 triliun.
Ada pun kualitas kredit hingga tiga bulan pertama 2025 juga terjaga yang tercermin dari angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross tergolong rendah yakni 0,90 persen.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun per triwulan I-2025 mencapai Rp33,66 triliun, melebihi target yang direncanakan sebesar Rp32,69 triliun.
Penghimpunan DPK tersebut juga tumbuh 9,67 persen dibandingkan periode sama pada 2024 mencapai Rp30,69 triliun.
Peningkatan kredit dan DPK mendorong peningkatan aset Bank BPD Bali yang menembus Rp39,46 triliun atau meningkat 10,05 persen dibandingkan Maret 2024 sebesar Rp35,86 triliun.
Di sisi lain, ia mengimbau nasabah untuk tetap waspada dengan selalu menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan mengantisipasi maraknya penipuan daring yakni mencuri data pribadi (phising).
"Termasuk tidak memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan seperti nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP, dan lainnya," imbuh Sudharma.
Baca juga: Gubernur Banten optimis Bank Banten semakin setara dengan BPD lain
Baca juga: Bank Jatim cetak laba bersih Rp1,28 triliun di 2024
Baca juga: BPD Bali pastikan ATM terpenuhi uang tunai libur Nyepi dan Lebaran
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025