Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Universitas Indonesia (UI) sekaligus pengamat pasar modal Budi Frensidy mengatakan selama investor asing yang memiliki dana besar melakukan aksi jual bersih (net sell), maka pasar saham Indonesia masih berpotensi terkoreksi ke depan.
Menurut dia, pasar saham akan berbalik menguat apabila investor asing mulai melakukan aksi beli bersih (net buy) kembali di pasar saham Indonesia
"Selama asing yang punya dana besar keluar dan tidak bersedia masuk lagi akan tetap berat, karena tidak ada investor institusi dalam negeri yang punya dana besar mau menjadi market maker," ujar Budi saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Senin.
Ia menyatakan bahwa koreksi terus-menerus yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebabkan karena investor semakin tidak berminat untuk menaruh dananya di pasar saham ataupun reksa dana.
"Investor semakin tidak berminat untuk menaruh dananya di saham atau reksa dana saham," kata Budi.
Di tengah koreksi pasar saham Indonesia saat ini, ia merekomendasikan para pelaku pasar untuk lebih selektif dalam memilih saham, diantaranya memilih perusahaan-perusahaan yang memiliki komitmen untuk membagikan dividen yang besar.
"Harus semakin selektif dalam membeli saham, yaitu koleksi yang akan bagi dividen besar," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Budi juga menyampaikan bahwa efisiensi atau pemangkasan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah akan menurunkan aktivitas perekonomian ke depan.
Hal itu akan menyebabkan daya beli masyarakat melemah dan akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi yang melambat, serta berpotensi meningkatkan pengangguran.
"Efisiensi atau pemangkasan anggaran menurunkan aktivitas ekonomi, sehingga purchasing power melemah dan pertumbuhan ekonomi juga melambat, dan pengangguran meningkat," tuturnya.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (10/2) pukul 13.35 WIB menunjukkan IHSG melemah 112,89 poin atau 0,67 persen ke posisi 6.629,67.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 777.511 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 9,71 miliar lembar saham senilai Rp6,04 triliun. Sebanyak 184 saham naik, 409 saham menurun, dan 195 saham tidak bergerak nilainya.
Baca juga: IHSG diprediksi mendatar di tengah sentimen domestik dan global
Baca juga: IHSG Senin dibuka melemah 47,57 poin
Baca juga: Analis rekomendasikan saham pilihan perdagangan Senin
Baca juga: BEI: Ada 18 perusahaan beraset jumbo antre IPO di pasar modal RI
Baca juga: Ekonom: Volatilitas pasar saham berpotensi lanjut dipicu dari global
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025