Jakarta (ANTARA) - Pengamat olahraga Erwin Fitriansya menilai penunjukan Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai bukti keseriusan pemerintah membenahi olahraga dan kepemudaan.
Erwin menilai Erick memiliki keunggulan karena kaya pengalaman di dunia olahraga, mulai bola basket, sepak bola, hingga Asian Games.
"Dengan pengalaman itu, seharusnya adaptasi tidak akan lama dibandingkan orang yang buta pengetahuan olahraga,” kata Erwin melalui aplikasi pesan singkat, Kamis.
Meski demikian, ia mengingatkan Erick perlu memberi perhatian adil kepada semua cabang olahraga dan membagi fokus dengan tugasnya sebagai Ketua Umum PSSI.
“Tantangan lain adalah bagaimana ia bisa membagi perhatian sebagai Ketum PSSI dengan tanggung jawab barunya di Kemenpora,” ujarnya.
Optimisme juga disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Lalu Hadrian Irfani yang menekankan pentingnya Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) untuk menghadapi ajang internasional.
“Pembinaan atlet harus dilakukan tanpa pembedaan antar cabang olahraga,” tutur dia.
Baca juga: PB PODSI harapkan Menpora baru tingkatkan kinerja Kemenpora
Selain itu, sektor kepemudaan disebut perlu mendapat perhatian khusus untuk mempersiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas.
“Kami menunggu kreasi, inovasi, dan gebrakan-gebrakan Pak Erick di tengah minimnya anggaran yang dialokasikan,” pungkasnya.
Erick dilantik sebagai Menpora oleh Presiden Prabowo pada Rabu (17/9) untuk menggantikan Dito Ariotedjo. Sebelum menjabat Menpora, Erick adalah Menteri BUMN sejak 2019.
Pria kelahiran Jakarta itu sejak lama aktif dunia olahraga.
Dia pernah menjadi pemilik Inter Milan dan klub Liga AS, DC United, serta kini pemilik klub Inggris Oxford United.
Erick juga salah satu sosok di balik sukses Asian Games 2018 ketika dia menjadi Presiden INASGOC (Komite Penyelenggara Asian Games Indonesia).
Baca juga: Setumpuk pekerjaan di meja kerja Menpora baru
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.