Sydney (ANTARA) - Plankton raksasa yang dikenal sebagai pirosom dapat memainkan peran penting dalam membantu terumbu karang menahan dampak perubahan iklim, demikian hasil penelitian terbaru dari Australia.
Penelitian baru yang dipimpin oleh Queensland University of Technology (QUT) itu mendokumentasikan karang yang memangsa makhluk laut bergelatin yang jarang terlihat di lepas pantai Timor Leste. Perilaku tersebut jarang ditemukan di alam liar. Hal tersebut menunjukkan meningkatnya ketersediaan makanan dapat mendorong ketahanan karang di laut yang memanas, ungkap rilis QUT pada Senin (9/6).
Kadang disebut sebagai "acar laut," pirosom biasanya menghuni perairan dalam, tetapi arus musiman dari Arus Lintas Indonesia (Indonesian Throughflow) belum lama ini membawa banyak pirosom ke pantai Timor Leste, membawa air yang lebih dingin dan kaya nutrien yang mendukung terumbu karang, sebut rilis QUT.
Rilis tersebut mengungkapkan bahwa arus itu tidak hanya membantu mengatur suhu air, yang berpotensi mengurangi pemutihan karang, tetapi juga meningkatkan ketersediaan makanan planktonik seperti pirosom.
Catherine Kim, seorang ilmuwan bidang kelautan dari QUT yang memimpin penelitian itu mengatakan temuan tersebut menunjukkan proses alami yang dapat membantu terumbu karang, termasuk great barrier reef agar bisa lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim.
Penelitian yang telah diterbitkan dalam jurnal Ecology itu menunjukkan bahwa karang lebih mudah beradaptasi daripada yang diyakini sebelumnya. Terumbu karang mampu memangsa plankton yang lebih besar seperti pirosom sehingga dapat mempercepat pemulihan dari pemutihan karang serta meningkatkan pertumbuhan dan fotosintesis.
Studi tersebut menyatakan sebagian besar terumbu karang di Timor Leste, yang terletak di Segitiga Karang (Coral Triangle) yang kaya keanekaragaman hayati, terhindar dari pemutihan massal, kemungkinan besar karena perairan yang lebih dingin dan peningkatan plankton dari Arus Lintas Indonesia.
"Terumbu karang Timor Leste dapat menawarkan cetak biru untuk ketahanan karang di dunia yang sedang memanas ini," kata Kim seraya menambahkan bahwa penemuan tersebut menyoroti pentingnya memahami bagaimana arus laut dan jaring makanan berinteraksi untuk menciptakan perlindungan alami bagi terumbu karang.
Pewarta: Xinhua
Editor: Benardy Ferdiansyah
Copyright © ANTARA 2025