Peneliti China ungkap cara ikan siput laut hadal beradaptasi

1 week ago 6

Haikau (ANTARA) - Pernahkah Anda membayangkan seperti apa makhluk hidup di zona hadal yang berada pada kedalaman lebih dari 6.000 meter di bawah permukaan laut? Baru-baru ini, tim peneliti dari China melakukan penelitian terhadap ikan siput laut hadal, atau Pseudoliparis swirei, untuk mengetahui bagaimana makhluk laut dalam tersebut beradaptasi dengan tekanan ultratinggi di bawah laut.

Sebagai makhluk vertebrata yang habitatnya paling dalam di Bumi sejauh ini, ikan siput laut hadal sudah sejak lama menarik perhatian para ilmuwan hayati untuk mengetahui cara mereka beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrem.

Zona hadal secara umum merujuk pada wilayah palung laut atau patahan samudra yang berada di kedalaman lebih dari 6.000 meter. Lingkungan yang ekstrem ini ditandai oleh suhu rendah, kegelapan total, tekanan ultratinggi, aktivitas seismik yang kerap terjadi, serta keterbatasan sumber makanan, sehingga zona hadal sering dianggap sebagai tempat yang nyaris tidak mendukung bagi kehidupan. Kendati demikian, ikan siput laut hadal berhasil ditemukan di sedikitnya sembilan zona hadal, dengan titik terdalam penemuannya berada pada kedalaman lebih dari 8.000 meter di bawah permukaan laut.

Memiliki bentuk menyerupai berudu dengan warna pucat hampir transparan, serta panjang tubuh yang berkisar dari beberapa sentimeter hingga puluhan sentimeter, ikan ini tidak memiliki sisik maupun gigi tajam. Ciri khas lainnya adalah memiliki kepala berukuran besar dengan bentuk meruncing dari bagian kepala hingga ekor. Ikan ini memiliki sirip dada yang berfungsi sebagai pendorong utama saat berenang. Karena hidup di lingkungan laut dalam yang gelap total, organ penglihatan ikan ini hampir tidak berfungsi, sehingga mereka lebih mengandalkan sistem auditori dan haptik.

Tim peneliti dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) dan Northwest University di China menggunakan teknologi pengurutan genom untuk mengungkap cara ikan siput laut hadal beradaptasi dengan lingkungannya.


Penelitian menemukan bahwa ikan siput laut hadal menanggalkan gelembung renang (swim bladder) mereka saat proses evolusi. Sebagai penggantinya, ikan ini memiliki tulang rawan yang tahan terhadap tekanan tinggi, serta memiliki tengkorak yang tidak sepenuhnya menyatu, sehingga mencegah terbentuknya rongga tertutup yang dapat menyebabkan pecahnya ruang otak akibat tekanan eksternal yang tinggi.

Di samping itu, para ilmuwan menemukan bahwa jaringan hati ikan laut ultradalam dari tempat-tempat seperti Palung Mariana kaya akan bifenil poliklorinasi (polychlorinated biphenyls/PCB) yang sangat tinggi, yaitu zat polutan organik sintetis yang umum. Temuan ini menjadi peringatan bahwa aktivitas manusia telah berdampak terhadap bentuk kehidupan di bagian terdalam Bumi.


Menariknya, bagian luar ikan ini dilapisi dengan zat seperti gel transparan yang kaya akan kolagen, yang membantunya menjaga homeostasis serta mengatur daya apung di lingkungan laut dalam. Selain itu, peningkatan asam lemak tak jenuh dalam jaringan otot memungkinkan membran selnya untuk mempertahankan tingkat fluiditas dan struktur dalam lingkungan bertekanan tinggi dan bersuhu rendah. Mutasi penting pada beberapa enzim sintetis dan protein kaperon (chaperone) tertentu dapat meningkatkan stabilitas protein ikan tersebut.

Lionfish abyssal dapat menahan tekanan air ultra-tinggi dan suhu rendah. ANTARA/Xinhua

Di samping itu, para ilmuwan menemukan bahwa jaringan hati ikan laut ultradalam dari tempat-tempat seperti Palung Mariana kaya akan bifenil poliklorinasi (polychlorinated biphenyls/PCB) yang sangat tinggi, yaitu zat polutan organik sintetis yang umum. Temuan ini menjadi peringatan bahwa aktivitas manusia telah berdampak terhadap bentuk kehidupan di bagian terdalam Bumi

Penelitian lebih lanjut terhadap ikan unik ini sedang berlangsung, dan semakin banyak rahasia tentang makhluk laut dalam diperkirakan akan terungkap di masa mendatang.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |