Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, membangun jembatan sementara di Lingkungan Karang Kemong, Kecamatan Cakranegara, pengganti jembatan permanen yang rusak akibat banjir 6 Juli 2025.
Wali Kota Mataram Mohan Roliskana di Mataram, Kamis, mengatakan, pembangunan jembatan sementara di Karang Kemong itu dinilai mendesak karena jembatan menjadi akses utama warga ke pemakaman dan anak-anak ke sekolah.
"Sementara untuk membangun jembatan permanen membutuhkan waktu sekitar empat bulan, " katanya saat ditemui di sela memantau pemasangan jembatan sementara di Lingkungan Karang Kemong.
Karena itulah, dari tiga jembatan yang rusak akibat banjir bandang, pembangunan jembatan sementara hanya dilakukan di jembatan Karang Kemong yang menjadi jembatan penghubung ke wilayah Majeluk.
Baca juga: BPJN NTT bergerak cepat pulihkan jembatan yang putus di Nagekeo
Proses pembangunan jembatan tersebut ditargetkan selesai dalam waktu dua hari, karena menggunakan konstruksi besi bekas jembatan penyeberangan di depan Bank Indonesia (BI) Jalan Pejanggik.
Diharapkan, jembatan sementara yang menjadi jembatan penghubung Lingkungan Karang Kemong dan Lingkungan Majeluk bisa menjadi solusi bagai masyarakat.
Ia mengatakan, pembangunan jembatan sementara di lokasi itu mendesak karena setelah jembatan sebelumnya rusak akibat banjir bandang 6 Juli 2025, warga tidak memiliki akses ke pemakanan dan akses utama anak-anak sekolah.
Setelah jembatan rusak, warga yang akan ke pemakaman dan anak-anak harus berputar arah dengan jarak tempuh sekitar tiga kilometer.
Baca juga: Miring, Pemprov Riau tutup total Jembatan Sungai Rokan hingga Oktober
"Karena itulah, pembangunan jembatan kami nilai mendesak sehingga diputuskan untuk bangun jembatan sementara semi permanen," katanya.
Setelah jadi, tambah wali kota, jembatan tersebut terlebih dahulu akan dilakukan uji coba untuk memastikan kualitas, kekuatan, dan keamanan jembatan tersebut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning yang mendampingi wali kota, mengatakan, panjang jembatan sementara yang dibangun sekitar 16 meter dengan lebar 2,5 meter.
Jembatan sementara yang dibangun itu khusus untuk pejalan kaki, tidak boleh dilalui kendaraan, sehingga saat uji kelayakan konstruksi besok dilakukan khusus untuk pejalan kaki.
Baca juga: Kemen PU pastikan Fly over Pasupati Bandung aman pasca demo ricuh
"Warga di sini, memang tidak menginginkan jembatan diakses kendaraan. Sebelum jembatan roboh, jembatan sebelumnya juga hanya untuk pejalan kaki," katanya.
Sedangkan terkait dengan anggaran pembangunan jembatan sementara, menurut Lale, pihaknya tidak mengalokasikan anggaran khusus sebab konstruksi jembatan yang digunakan merupakan bekas jembatan penyeberangan.
"Untuk tenaga dan peralatan, kami gunakan dari SDM di Dinas PUPR," katanya.
Baca juga: Pemprov Papeg kaji dampak lingkungan pembangunan jembatan timbang
Pewarta: Nirkomala
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.