Pamekasan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur, membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) di 73 titik di daerah rawan kekeringan guna mengatasi kekeringan dan kekurangan air bersih saat musim kemarau.
"Anggaran yang kami alokasikan untuk pembangunan SPAM ini sebesar Rp8,3 miliar," kata Kepala Bidang (Kabid) Kawasan Permukiman Sanitasi dan Air Bersih pada Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PRKP) Pemkab Pamekasan Andriyani Daryanti di Pamekasan, Sabtu.
Ia menjelaskan, program tersebut untuk mengurangi jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih yang biasa terjadi di Kabupaten Pamekasan saat musim kemarau.
"Program ini merupakan solusi jangka panjang yang dilakukan Pemkab Pamekasan untuk mengurangi kekeringan dan kekurangan air bersih," katanya.
Baca juga: Kementerian PU perbaiki SPAM Padang yang rusak akibat gempa 2009
Pembangunan SPAM di Kabupaten Pamekasan tahun ini lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.
Pada 2024, jumlah SPAM yang dibangun Pemkab Pamekasan tersebar di 75 titik dengan nilai anggaran Rp15 miliar, sedangkan pada 2023 sebanyak 105 titik dengan nilai total anggaran mencapai Rp22 miliar.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, jumlah desa yang biasa mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau sebanyak 75 desa, tersebar di 10 kecamatan.
Jenis kekeringan yang terjadi di Pamekasan selama ini ada dua yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.
Kekeringan kritis terjadi saat kebutuhan air mencapai 10 liter lebih per orang per hari, sementara jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.
Sedangkan kering langka terjadi saat kebutuhan air di bawah 10 liter saja per orang per hari, sedangkan jarak tempuh dari rumah warga ke sumber air terdekat antara 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.
Baca juga: Pembangunan SPAM Palukahan Taban 3 Padang peroleh alokasi Rp75 miliar
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.