Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Provinsi Sulawesi Tenggara, menyerukan agar masyarakat menanam tanaman gamal di lahan tidur atau tak produktif, sebagai sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk bahan baku cofiring biomassa di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Konsel Hasran Parenda di Konsel, Kamis, mengatakan bahwa pemerintah daerah menyambut baik program cofiring biomassa, yang menggunakan bahan baku dari pohon gamal karena turut memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
"Karena tadinya pohon gamal yang kita tahu hanya berfungsi untuk tanaman pagar, pelindung tanaman biasa yang tidak bisa diolah, sekarang ini gamal sudah bernilai ekonomi," kata Hasran.
Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku Fabaceae alias Leguminosae).
Dia menyebutkan, bibit pohon gamal di wilayah Kabupaten Konsel sangat melimpah. Bahkan, hampir di seluruh wilayah tanaman tersebut tumbuh seringkali liar. Akan tetapi, pohon-pohon gamal tersebut belum ditata dan ditanam dengan baik.
Hasran Parenda mengungkapkan, kini pemanfaatan pohon gamal mulai dilakukan oleh warga Desa Watudembe, Kecamatan Palangga, Kabupaten Konsel. Di desa itu telah didirikan perusahaan untuk membeli, menampung, dan mengolah pohon gamal dari warga setempat untuk kemudian dijadikan bahan baku cofiring biomassa, atau bahan bakar pencampur batu bara di PLTU.
"Kami juga sudah laporan ke bupati terkait dengan adanya produk biomassa ini yang sudah bernilai ekonomi dan akan dijual ke PLN," ujarnya.

Hasran juga menyampaikan, Pemkab Konsel akan membantu dengan menyosialisasikan kepada masyarakat bahwa tanaman gamal saat ini bukan lagi sekadar pohon yang hanya bisa dijadikan pagar, akan tetapi bisa bernilai ekonomi untuk dijadikan bahan baku biomassa.
"Pastinya kami akan melakukan (sosialisasi), apalagi di daerah kami ini banyak lahan tidur. Daripada hanya menjadi lahan tidur, mari kita tanam gamal secara besar-besaran, tentu dengan tidak mengorbankan tanaman yang sudah menghasilkan," katanya.
Hasran berharap program biomassa itu bisa terus berkelanjutan, sehingga membantu peningkatan pendapatan masyarakat Kabupaten Konsel dari pemanfaatan pohon gamal.
"Dan tidak ada lagi lahan-lahan tidur yang terbengkalai dan ini nyata PLN sudah menggunakan biomassa dari gamal," katanya.
Pemanfaatan pohon gamal di Konsel melalui skema yang melibatkan masyarakat sebagai pengumpul dan dijual ke PT Senator Karya Meneges (SKM), perusahaan mitra PLN Energi Primer Indonesia (EPI) untuk menyuplai bahan baku cofiring biomassa. Kayu dan ranting gamal dicacah menjadi serpihan kayu (woodchips) dan dikirim ke PLTU Nii Tanasa, Kabupaten Konawe.
"Dalam satu hari bisa menghasilkan sebanyak 50 ton pohon gamal yang telah dicacah dan siap untuk disuplai ke PLTU menggunakan truk sebanyak lima unit, yang masing-masing truknya mengangkut 10 ton gamal," kata pengawas lapangan PT SKM Iksan Budiawan.
Iksan mengatakan, perusahaan itu telah beroperasi sejak tahun 2023, dan kini telah memiliki sebanyak 15 orang karyawan di daerah tersebut.
Pewarta: La Ode Muh. Deden Saputra
Editor: Hanni Sofia
Copyright © ANTARA 2025