Banyuwangi (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bersama dengan kelompok tani setempat melepas ratusan burung hantu dalam upaya mengendalikan hama tikus pada sejumlah areal sawah tanaman padi.
Sebanyak 421 buruh hantu hasil budi daya para kelompok tani itu dilepas di sejumlah wilayah yang tingkat populasi tikusnya tinggi dan Pemkab Banyuwangi juga memfasilitasi rumah burung hantu sebagai tempat transit.
"Ini cara alami untuk mengendalikan hama tikus, selain ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida, cara ini juga membantu pelestarian burung hantu yang ternyata sangat bermanfaat bagi petani," kata Plt Kepala Dispertan Banyuwangi Ilham Juanda di Banyuwangi, Senin.
Baca juga: 1.000 burung hantu diterima Majalengka guna kendalikan hama tikus
Ia menjelaskan kegiatan melepas burung hantu di sejumlah wilayah setempat merupakan bagian dari gerakan pengendalian hama tikus yang dilakukan Pemkab Banyuwangi bersama Kodim 0825 serta kelompok tani.
Pelepasan burung hantu untuk pengendalian populasi tikus itu, kata Ilham, dilaksanakan serentak pada 10 kecamatan sentra padi di Banyuwangi, salah satunya di areal persawahan milik Kelompok Tani Gajah Tunggal, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh.
Menurutnya, burung hantu mampu mendeteksi mangsa dari jarak jauh dan hewan ini juga mampu terbang cepat dan menyergap dengan cepat tanpa suara, serta memiliki pendengaran sangat tajam, juga mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter.
Baca juga: Prabowo bantu 1.000 burung hantu pembasmi hama tikus di Majalengka
Seekor burung hantu mampu memakan tikus antara 2-4 ekor per hari dan dapat membunuh tikus lebih dari 10 ekor per hari. "Dengan daya jelajah yang tinggi, sepasang burung hantu bisa melindungi 25 hektare tanaman padi sehingga sangat ekonomis," kata Ilham.
Ia menambahkan Pemkab Banyuwangi juga memberikan fasilitas rumah burung hantu di areal persawahan yang populasi tikusnya tinggi, dengan harapan menjadi lokasi transit dan tempat berkembang biak burung hantu, sehingga populasinya tetap terjaga sebagai penyeimbang ekosistem.
"Burung hantu akan datang dengan sendirinya ke lokasi-lokasi yang banyak tikusnya, jadi kami tinggal pasang rumah burung hantu, nanti mereka akan menetap di lokasi tersebut," ujar Ilham.
Baca juga: Pemkab Gianyar gelar rakor bahas pemberantasan hama tikus
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025