Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani bersama Duta Besar RI untuk Yunani, Bebeb Abdul Kurnia Nugraha Djundjunan membahas peluang penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) terampil di Athena.
Pertemuan yang juga membahas strategi perluasan pasar tenaga kerja Indonesia di kawasan Eropa itu berlangsung di Jakarta pada Selasa.
"Kami memiliki beberapa sektor unggulan untuk penempatan pekerja migran terampil, seperti seafarers untuk cruise ship dan ABK kapal niaga, sektor hospitality, termasuk wellness therapist, konstruksi hingga pertanian/perkebunan," kata Wamen.
Dalam siaran pers Kementerian P2MI di Jakarta, Selasa, keduanya juga mematangkan rencana kunjungan kementerian P2MI ke Yunani pada November mendatang.
"Kami akan bertemu dengan berbagai institusi pemerintahan dan sektor swasta di Yunani untuk memperkenalkan PMI sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah untuk menjajaki peluang penempatan di pasar global, khususnya Eropa," katanya.
Menurut Wamen, Dubes Bebeb mendukung penuh upaya Kementerian P2MI untuk menjajaki sektor-sektor potensial lain seperti caregiver, seiring dengan meningkatnya populasi penduduk lanjut usia di Yunani.
"Fenomena aging population di Yunani membuat permintaan tenaga caregiver meningkat. Ini peluang yang bisa kita siapkan dari sekarang," ujarnya.
Christina menjelaskan bahwa upah minimum di Yunani mencapai 750 euro (sekitar Rp19,6 juta) per bulan dan pemerintah Indonesia berupaya agar PMI yang memiliki keterampilan dapat memperoleh remunerasi yang lebih baik dengan kondisi kerja yang baik.
"Pemerintah akan memastikan skema penempatan yang aman, termasuk memastikan kondisi kerja yang baik serta skema kemitraan yang saling menguntungkan," ucapnya.
Lebih lanjut, Wamen mengatakan pihaknya ingin memverifikasi langsung bersama KBRI dan pemerintah setempat untuk melihat potensi yang paling realistis dari sisi aturan, kondisi kerja, dan tingkat pengupahan.
"Semua langkah ini bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan ekspansi pasar luar negeri dilakukan secara hati-hati dan berkelanjutan," katanya.
Sementara itu, Dubes Bebeb mengonfirmasi bahwa Yunani sangat memerlukan pekerja migran, khususnya di bidang seafarers, hospitality, konstruksi, dan perkebunan yang saat ini belum terpenuhi.
"Melalui kunjungan Wamen ke Yunani dan Bulgaria dapat melihat peluang tersebut, di mana mungkin kita mulai dengan mempertemukan dengan perusahaan, karena saat ini mereka tidak tahu bahwa kita punya pekerja-pekerja bagus," kata Dubes.
Baca juga: Indonesia-Yunani rayakan persahabatan melalui kolaborasi seniman
Pewarta: Asri Mayang Sari
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.