PBSI bahas wacana Sirnas terbuka untuk pemain Asia

3 months ago 14

Jakarta (ANTARA) - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) membuka wacana Sirkuit Nasional (Sirnas) dapat diikuti pemain dari negara-negara Asia, sebagai bagian dari upaya meningkatkan daya saing atlet muda Indonesia di kancah internasional.

Ketua Umum PP PBSI Muhammad Fadil Imran mengatakan hal ini masih sebatas wacana, namun menjadi salah satu masukan dalam diskusi bersama klub-klub dan legenda bulu tangkis Tanah Air dalam rangka memperkuat sistem pembinaan prestasi nasional yang dilaksanakan di Jakarta, Selasa.

“Ya, baru wacana. Sirnas ini, boleh tidak buka keran supaya atlet Asia bisa ikut, dari Thailand, Malaysia, Filipina, Kamboja, Jepang, Korea. Kita kan di Badminton Asia, supaya tidak tertinggal,” ujar Fadil kepada pewarta.

Menurut Fadil, penting bagi para atlet muda Indonesia untuk terbiasa menghadapi lawan-lawan dari luar negeri sejak level junior, sehingga mental dan daya saing mereka terus terasah menghadapi persaingan internasional.

Saat ini, Sirnas adalah salah satu ajang bulu tangkis berskala nasional yang digelar di Tanah Air. Setiap tahun, ajang ini selalu diselenggarakan dalam beberapa seri dengan tempat yang selalu berpindah di kota-kota besar di Tanah Air.

Baca juga: Wamenpora inginkan Pengprov PBSI lahirkan lebih banyak talenta unggul

Fadil menjelaskan pertemuan kali ini juga dimanfaatkan untuk memaparkan program dan visi kepengurusannya sejak terpilih enam bulan lalu.

“Dari situ saya mendapatkan banyak masukan, termasuk soal standarisasi rekrutmen atlet, model klub, hingga sistem manajemen dan kepelatihan,” ujarnya.

Fadil juga menegaskan PBSI ke depan tidak hanya fokus pada pelatnas, melainkan membangun ekosistem bulu tangkis yang lebih luas, mulai dari wasit, pelatih, hingga perangkat sistem kejuaraan.

“Kami ingin ada standarisasi bagi pelatih. Jangan tiba-tiba jadi pelatih tanpa jejak pendidikan atau pengalaman melatih. Kemampuan mengajar, pemahaman teknologi itu semua harus ada,” kata Fadil menambahkan.

Terkait rencana pembentukan Indonesia Badminton Academy yang sempat digagas tahun lalu, Fadil menyebut saat ini program tersebut mulai bergerak, salah satunya dengan inisiasi pembangunan sekolah pelatihan di lingkungan pelatnas Cipayung.

“Kami ingin pelatnas juga menjadi tempat lahirnya pelatih-pelatih baru berkualitas. Kami juga dorong daerah untuk melatih wasit dan referee, tentu harus ada master referee yang membimbing,” ujarnya.

Baca juga: Imelda khawatir pebulu tangkis muda lebih kejar sponsor daripada gelar

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |