Jakarta (ANTARA) - Konsultan Hemato Onkologi Anak FKUI-RSCM dr. Ludi Dhyani Rahmartani, Sp.A (K) mengatakan, pasien dengan thalasemia minor tidak memiliki pantangan makanan karena tidak membutuhkan transfusi darah secara rutin dalam kondisi normal.
“Tidak ada pantangan karena tidak butuh transfusi darah (dalam kondisi normal),” katanya dalam webinar yang dipantau dari Jakarta, Kamis.
Ia melanjutkan, dengan demikian pasien dengan thalasemia minor dapat mengonsumsi makanan dengan kandungan zat besi dan tak perlu khawatir kelebihan zat besi.
Sementara untuk pasien dengan thalasemia mayor yang membutuhkan transfusi darah, pada proses transfusi akan mengalami penumpukan zat besi sehingga sebaiknya menghindari makanan yang tinggi zat besi seperti daging merah dan olahan serupa dari bahan tersebut.
Baca juga: Pasangan thalasemia minor turunkan sifat thalasemia mayor ke anak
“Kalau sering transfusi akan banyak zat besi yang masuk ke tubuh thalasemia mayor, karena setiap transfusi darah setiap miligram nya mengandung zat besi, misalnya transfusi 200 ml ya kita 200mg zat besinya 200 mg, padahal kita hanya bisa mengeluarkan nggak sampai 5mg per harinya,” katanya.
Dengan demikian pasien thalasemia mayor harus menghindari makanan dengan kandungan zat besi tinggi misal, daging merah seperti bakso, rendang, empal dan lainnya.
“Jangan sampai zat besi dikeluarkan lewat obat, tapi kita makan makanan tinggi zat besi,” jelasnya.
Baca juga: IDAI: Skrining massal opsi terbaik guna capai 0 kasus talasemia
Ia menambahkan bahwa thalasemia merupakan penyakit genetik atau bawaan sehingga pengobatan seumur hidup bagi pasien dengan kondisi berat harus terus dilakukan dalam hal ini thalasemia mayor.
Pasalnya dalam kondisi ini, pasien tidak dapat memproduksi sendiri hemoglobin yang cukup untuk tubuh sehingga membutuhkan transfusi darah.
Adapun gejala thalasemia mayor dapat diketahui pada anak saat usia 2 tahun atau di bawahnya, gejala yang dialami meliput anemia parah, pucat, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak hingga perut membesar.
Baca juga: Dokter ungkap deteksi dini gangguan darah patut dilakukan
Ia pun menyarankan bagi masyarakat secara umum termasuk pasangan yang akan menikah untuk dapat melakukan skrinning awal thalasemia untuk mencegah penurunan kelainan genetik pada calon anak.
Pemahaman mengenai thalasemia oleh tenaga medis juga diharapkan semakin meningkat sehingga dapat berperan serta dalam mengedukasi masyarakat Indonesia secara luas.
Dokter Ludi juga berharap ketersediaan obat dan akses darah bagi pasien thalasemia dapat lebih mudah pada masa mendatang dan pengobatan bagi pasien thalasemia dapat berkembang dengan baik di Indonesia.
Baca juga: Talasemia dan anemia disebabkan oleh hal yang berbeda
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025