Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengingatkan bahwa pneumonia mampu mengganggu fungsi kerja paru-paru termasuk pernapasan dan menyebabkan meninggal bila pasien tidak mendapatkan perawatan yang tepat.
“Simbolnya ada kemasukan bakteri virus, kemasukan sehingga infeksi, bisa seperti tertimbun air di paru-paru. Fungsi paru-paru apa? (mendukung) bernapas. Bagaimana kalau organ yang bertanggung jawab bernapas dan itu kalau tidak dengan daya tubuh hebat dan dengan obat yang adekuat, maka paru-paru makin susah, nggak bisa bernapas akhirnya bisa meninggal,” kata Ketua umum PAPDI Dr.dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA, MARS, SH saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Pneumonia, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae, bisa menjadi invasif dan berat bagi orang dewasa, terlebih bagi individu yang memiliki penyakit komorbid misalnya HIV atau penyakit jantung pada usia lanjut.
“Kondisi itu menyebabkan (pneumonia) mudah menjadi berat, mudah terinfeksi,” kata Eka.
Baca juga: Vaksinasi jadi bagian upaya pencegahan pneumonia di Indonesia
Kondisi itu lantas menyebabkan terjadinya bakteremia, yakni kondisi bakteri penyebab pneumonia menyebar ke berbagai organ tubuh lain sehingga terjadi komplikasi dan bisa menyebabkan pasien meninggal dunia.
Pneumonia merupakan penyakit yang menyerang saluran pernapasan dan menular melalui udara. Jika seseorang yang sehat bertukar udara dengan pasien, maka dia bisa tertular, terutama jika dia berada pada kelompok rentan. Eka menyarankan agar masyarakat bisa melakukan pencegahan melalui vaksinasi pneumonia sebelum terjangkit penyakit.
“Vaksin itu merupakan langkah yang dianjurkan untuk memproteksi diri dari penyakit serius. Vaksin dinyatakan aman, dan menjadi persyaratan untuk kegiatan-kegiatan atau komunitas atau orang tertentu yang mempunyai risiko berkumpul misalnya sekolah, bepergia dan lain-lain,” kata dia menjelaskan.
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit infeksius di dunia, terutama pada anak-anak di bawah usia lima tahun dan orang dewasa lanjut usia.
Data Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menunjukkan bahwa pneumonia, terutama yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, menjadi penyebab signifikan rawat inap dan kematian pada lansia serta individu dengan kondisi medis tertentu.
Di Indonesia, pneumonia masih termasuk dalam 10 besar penyebab kematian berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2022, dengan angka kematian berkisar antara 5–7 persen, dan bahkan lebih tinggi pada populasi lansia.
Baca juga: Pakar paparkan perbedaan batuk pada anak pneumonia, asma, dan TBC
Baca juga: Kontak harian dengan anak muda tingkatkan risiko Pneumonia pada lansia
Baca juga: Orang dewasa dengan kekebalan tubuh lemah perlu divaksin PCV
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.