Pameran seni seabad Walter Spies hadirkan refleksi tantangan Bali

5 hours ago 2

Gianyar, Bali (ANTARA) - Pameran seni memperingati seabad kiprah seniman berpengaruh Walter Spies bertajuk "ROOTS" menghadirkan refleksi terhadap beragam tantangan yang perlu disikapi semua pihak akibat pariwisata yang berkembang pesat di Bali.

"Saya bangga karena pameran yang melibatkan banyak seniman rupa, tari, musik dan sastra ini bisa dihadirkan di Bali dan mendapat dukungan berbagai pihak," kata penggagas pameran Michael Schindhelm di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu.

Pameran seni itu ditampilkan di Museum Arma, Ubud yang rencananya dibuka hingga 14 Juni 2025.

Baca juga: Pameran Roots angkat tema seratus tahun seniman Walter Spies di Bali

Sejumlah karya seni dipamerkan di dalam sejumlah ruangan menghadirkan lukisan, poster, dan instalasi karya seniman Made Bayak dan Gus Dark, serta ruang khusus film dokumenter karya Micahel Schindhelm.

Karya seni itu bertemakan bagaimana julukan pulau surga tercipta, perjalanan jiwa, pariwisata massal/seni keluarga, ruang tamu 1965 dan agama tirta.

Film dokumenter fiksi itu memberi pesan kepada publik bahwa di balik ketenaran Bali yang juga dipopulerkan berkat karya seni Walter Spies, menyimpan berbagai tantangan akibat masifnya pertumbuhan pariwisata di Pulau Dewata mulai dari persoalan sosial, budaya, dan lingkungan.

Para pengunjung seakan diajak mencermati bagaimana masa depan Bali mengatasi tantangan tersebut yang digambarkan melalui karya seni.

Baca juga: Museum MACAN pamerkan lukisan karya Raden Saleh hingga Walter Spies

Instalasi seni karya dua seniman Made Bayak dan Gus Dark menuangkan idenya ke dalam sejumlah karya rupa dan poster penyadaran kepada masyarakat.

Melalui karya-karyanya, kedua seniman cukup aktif menyuarakan penyelamatan Bali.

Sementara itu, Manager Pameran Yudha Bantono mengakui meski kerap menangani proyek serupa namun pameran seni di Ubud itu cukup menantang mulai merancang dan mengembangkan konsep.

Kemudian menyiapkan pameran secara menyeluruh, melakukan transformasi total terhadap ruang museum, hingga menghadirkan elemen audio visual serta pemutaran film di berbagai lokasi.

Rencananya pemutaran film dokumenter itu akan ditayangkan di Kulidan Kitchen and Space Guwang, Sukawati pada 21 Mei, dan Danes Art Veranda (22 Mei), Taman Baca Kesiman (27 Mei), ISI Denpasar (28 Mei), Stikom Bali (3 Juni), dan Uma Seminyak (8 Juni).

Baca juga: Seniman Bali dan Australia pamerkan karya refleksi masa depan bumi

Sementara itu, sejumlah tokoh masyarakat dan seni menyambut baik pameran tersebut di antaranya Tokoh Puri Ubud, Tjokorda Putra Sukawati dan pendiri Museum Arma, Agung Rai yang merayakan seabad keberadaan Walter Spies sekaligus mengenang kembali perannya sebagai pembaharu seni dan budaya Bali.

Di sela pembukaan pameran itu juga dimeriahkan penampilan tari kecak dan juga penampilan maestro tari Bali dan koreografer Wayan Dibia melalui tari topeng berjudul "Tuan Tepis" yang menggambarkan sosok Walter Spies.

​​​​​Sebagai gambaran, Walter Spies adalah seniman asal Jerman yang memiliki pengaruh besar dalam seni dan pariwisata Bali.

Ia menjadi tokoh pembaru seni rupa Bali dan berkat karyanya mendorong perkembangan pariwisata Bali dikenal dunia.

Pelukis dan musisi itu lahir di Moskow pada 1895 dan meninggal dunia pada 1942.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |