Jakarta (ANTARA) - Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Akupunktur Medik FKUI Dr. dr. Hasan Mihardja, M.Kes, Sp.Ak, SubSp.Ak-G(K) menyebut metode akupresur telah terbukti efektif untuk membantu para ibu meningkatkan produksi ASI.
“Penelitian menunjukkan bahwa stimulasi titik-titik seperti SI1, LI4, dan GB21 dapat meningkatkan volume ASI secara signifikan. Akupresur bisa dilakukan secara mandiri, sederhana, dan menjadi solusi pemerataan pelayanan kesehatan di daerah," kata Hasan dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat.
Dalam seminar bertajuk “Asuhan Mandiri Akupresur untuk Meningkatkan Produksi ASI pada Ibu Balita Stunting” pada Sabtu (20/9) yang disiarkan secara daring, Hasan mengatakan meskipun angka stunting nasional telah menurun menjadi 19,8 persen dan memenuhi target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ketimpangan antarwilayah masih perlu diperhatikan. Sehingga metode itu bisa menjadi inovasi untuk menjangkau daerah yang kekurangan tenaga kesehatan.
Ia mencontohkan di Kota Depok prevalensi stunting berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur tercatat 3,24 persen, atau sekitar 3.283 balita. Di Kecamatan Pancoran Mas, jumlah balita mencapai 2.891 anak, dengan 2,11 persen masih mengalami stunting dan 4,64 persen bergizi buruk dan cakupan pemberian ASI eksklusif baru mencapai 75 persen.
Baca juga: IDAI sebut sejumlah inisiatif untuk tingkatkan pemberian ASI nasional
“Upaya peningkatan kesehatan anak harus dimulai sejak dini. Melalui kombinasi edukasi, gizi, dan inovasi kesehatan seperti akupresur, kita dapat mendukung tercapainya generasi Indonesia yang sehat dan bebas stunting,” ucapnya.
Staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI sekaligus anggota Satgas Stunting IDAI Dr. dr. Klara Yuliarti, SpA(K) ikut menjelaskan bahwa ASI merupakan nutrisi paling ideal untuk bayi.
“ASI mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta faktor bioaktif yang membantu perkembangan bayi. Pemantauan pertumbuhan dan edukasi menyusui bagi ibu sangat penting agar stunting bisa dicegah sejak dini,” katanya.
Sementara Dokter Spesialis Anak dr. Christina Simadibrata, M.Kes, Sp.Ak, SubSp.Ak-AA(K) menjelaskan bahwa akupresur dapat menjadi tatalaksana non-farmakologis dalam meningkatkan produksi ASI.
“Tekanan lembut pada titik tertentu membantu memperlancar aliran darah dan merangsang hipofisis untuk memproduksi hormon prolaktin serta oksitosin, dua hormon utama dalam proses menyusui,” jelasnya.
Dalam acara itu, hadir sejumlah narasumber seperti Direktur Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Sosial UI, Dr. Luh Gede Saraswati Putri, S.S., M.Hum dan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Depok, drg. Indriati, Sp.BMM.
Baca juga: Tak hanya tingkatkan ASI, ini 8 manfaat daun katuk untuk ibu menyusui
Baca juga: Konseling laktasi perlu libatkan keluarga agar pemberian ASI sukses
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































