Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan anak dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A, Subsp. N.P.M mengingatkan masyarakat bahwa susu merupakan alternatif sumber protein sehingga apabila kebutuhan protein tidak tercukupi, maka dapat menambahkan susu sebagai camilan (snack time).
"Atau diberikan setelah selesai makan," kata dokter spesialis anak subspesialis nutrisi dan penyakit metabolik itu saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ini menjadi tanggapan Nurul terkait dimasukannya susu ke dalam menu makanan di Program Makan Bergizi Gratis (MBG) para peserta didik. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengemukakan menu susu diberikan sebanyak dua kali dalam sepekan.
Adapun protein menjadi salah satu nutrisi yang perlu didapatkan anak dalam menu makanannya, baik itu sarapan, makan siang atau makan malam.
Baca juga: Selain makan siang, sekolah di Jakarta bakal dapat sarapan gratis
Selain protein, anak juga memerlukan komponen gizi lain seperti karbohidrat, lemak, serta mikronutrien yang lengkap dan semua ini perlu ada dalam menu makanan mereka.
"Contoh menu makan siang yang baik untuk anak usia 6-12 tahun adalah nasi uduk dengan telur 1-2 butir, ditambah dengan sayur capcay sekira 3 sendok makan (sdm)," ujar Nurul.
Terkait menu makanan untuk anak, dia mengingatkan juga tentang tampilan dan rasa makanan.
Kedua hal ini, kata Nurul, penting. Anak menyukai makanan dengan tampilan yang menarik dan berwarna-warni.
Baca juga: Sampah makanan Program MBG harus bisa dimanfaatkan
Di sisi lain, jika rasanya tidak diperhatikan, maka kemungkinan anak hanya tertarik di awal tetapi tidak akan menghabiskan makanannya.
Selain itu, dia juga mengingatkan pentingnya menjaga peralatan makanan agar selalu bersih dan bebas dari bahan berbahaya.
"Untuk tempat makan, sebaiknya memilih bahan yang dapat digunakan berulang, seperti bahan stainless steel agar terhindar dari mikroplastik," demikian kata dia yang berpraktik di RS Pondok Indah itu.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025