Damaskus (ANTARA) - Otoritas pertahanan Suriah pada Selasa (15/7) mengumumkan gencatan senjata penuh di Provinsi Sweida, Suriah selatan.
Gencatan senjata itu menyusul bentrokan mematikan selama berhari-hari antara faksi bersenjata Druze lokal, suku Badui, dan pasukan pemerintah sementara, menurut Murhaf Abu Qasra, kepala otoritas pertahanan Suriah.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di platform media sosial X, Abu Qasra menyampaikan, "Kami telah memerintahkan gencatan senjata penuh bagi semua unit yang beroperasi di Kota Sweida usai mencapai kesepakatan dengan para tetua dan tokoh setempat."
Abu Qasra mengatakan militer Suriah hanya akan merespons terhadap sumber penembakan aktif, sembari menambahkan bahwa instruksi tegas telah dikeluarkan untuk melindungi para warga sipil, memelihara perdamaian sosial, serta melindungi properti umum dan pribadi.
Dia menambahkan bahwa kawasan permukiman di Kota Sweida akan segera diserahkan kepada pasukan keamanan internal setelah operasi pembersihan selesai. Unit polisi bersenjata juga telah diperintahkan untuk diterjunkan ke dalam kota itu guna memastikan kedisiplinan dan akuntabilitas di kalangan jajarannya.
Menurut stasiun televisi milik pemerintah Suriah, al-Ikhbariya, unit militer Suriah mulai menarik kendaraan militer berat dari kota itu pada Senin (14/7) sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata tersebut.
Perkembangan situasi itu terjadi usai peningkatan tajam aksi kekerasan selama akhir pekan lalu.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris, sedikitnya 99 orang tewas, dan sekitar 200 warga lainnya mengalami luka-luka dalam dua hari terakhir.
Jumlah itu mencakup 60 warga sipil dari kalangan Druze, yang di antaranya merupakan dua wanita dan dua anak, 18 orang dari suku Badui, 14 tentara dari pemerintah sementara Suriah, dan tujuh individu tak dikenal yang mengenakan seragam militer.
Sebelumnya pada Senin, juru bicara otoritas pertahanan Suriah Hassan Abdel Ghani menyampaikan bahwa 18 tentara tewas sementara beberapa lainnya terluka dalam apa yang dia sebut sebagai "serangan licik" oleh "kelompok bersenjata ilegal."
Dalam eskalasi yang terjadi bersamaan, Observatorium tersebut melaporkan jet-jet tempur Israel melancarkan serangan udara yang menargetkan sebuah tank militer Suriah di Provinsi Sweida pada Selasa.
Tank itu hancur sepenuhnya, meski tidak ada korban jiwa yang segera dilaporkan. Serangan udara tersebut dilancarkan tak lama usai bala bantuan militer dalam jumlah besar memasuki kota tersebut.
Aksi kekerasan di Sweida dipicu oleh penyerangan dan perampokan terhadap seorang pemuda Druze di sebuah pos pemeriksaan sementara oleh orang-orang suku Badui bersenjata di dekat al-Masmiyah, kemudian disusul aksi penculikan balasan oleh para militan Druze.
Ketegangan meningkat dengan cepat menjadi konfrontasi bersenjata yang meluas di seluruh Kota Sweida dan daerah pedesaan di sekitarnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.