Myasthenia Gravis bisa sebabkan kematian bila terlambat ditangani

2 months ago 19

Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Saraf RSCM dr. Ahmad Yanuar Safri, SpS(K) mengungkapkan bahwa penyakit Myasthenia Gravis bisa menyebabkan kematian, penurunan produktivitas sehingga dibutuhkan pengobatan yang tepat.

Myasthenia Gravis (MG) adalah penyakit autoimun neuromuskular kronis yang ditandai dengan kelemahan otot yang berfluktuasi. Gejalanya seperti kelopak mata turun, penglihatan ganda, suara sengau, dan kesulitan menelan sering kali disalahartikan sebagai kelelahan biasa atau stres.

Keterlambatan diagnosis dapat menurunkan kualitas hidup secara drastis dan meningkatkan risiko komplikasi fatal berupa krisis miastenik atau gagal napas.

“Selain dapat menyebabkan kematian, penyakit ini juga menurunkan produktivitas kerja, membatasi aktivitas sosial, dan pada akhirnya menimbulkan dampak ekonomi dan sosial bagi pasien, keluarga, dan sistem kesehatan,” ujar dokter Yanuar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca juga: Peradangan kronis jadi ancaman yang terabaikan

Pasien MG, kata dia, memerlukan pengobatan yang tepat, konsisten, dan terjangkau untuk dapat mempertahankan kualitas hidup yang optimal. Dengan demikian, menurutnya ketersediaan dan akses pengobatan menjadi hal yang penting.

Sementara itu, Dokter Spesialis Saraf RS Brawijaya Saharjo, dr.. Zicky Yombana, Sp. S mengatakan masyarakat masih kerap mengabaikan gejala kelopak mata yang sering turun atau suara yang tiba-tiba sengau dan menganggapnya sebagai kelelahan karena bekerja.

Di era digital ini, lanjutnya, banyak yang terjebak dalam 'Jebakan Dr. Google', mencoba mendiagnosis diri sendiri dan menunda konsultasi medis yang krusial.

"Sebagai dokter sekaligus pasien, saya tahu persis betapa pentingnya diagnosis dini. Jika Anda merasakan kelemahan otot yang hilang timbul, segera berkonsultasi dengan dokter saraf. Itulah kunci untuk mencegah komplikasi berbahaya seperti krisis miastenik dan memungkinkan untuk kembali hidup secara produktif,” katanya.

Presiden Direktur Menarini Indonesia Idham Hamzah mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi meningkatkan kesadaran terhadap penyakit Myasthenia Gravis (MG), sebagai langkah mengurangi terlambat dan diagnosis serta keberlanjutan terapi yang tepat.

Baca juga: Kenali gejala cacar api pada lansia dan upaya pencegahannya

Baca juga: Dokter ungkap wanita penderita autoimun berpeluang bisa hamil

Baca juga: Dokter: Gejala penyakit autoimun bisa ditekan

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |