Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar lokakarya merawat artefak berupa keris bersama tiga museum dari Australia dalam rangka pengembangan pengelolaan permuseuman.
"Museum di Australia banyak mengoleksi benda-benda senjata keris atau berasal dari logam, sehingga lokakarya itu kami lakukan," kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Selasa.
Nuralam menuturkan lokakarya merawat keris adalah bagian dari kerja sama Museum NTB dengan Museum and Art Gallery of the Northern Territory, Art Gallery South Australia, dan Australian Museum.
Museum NTB menghadirkan narasumber dari Kurator Pewarangan Paguyuban Anjani bernama Muhasim.
Menurut Nuralam, lokakarya lintas negara tersebut dapat membuka peluang besar dalam pertukaran pengetahuan, riset, dan peningkatan kualitas pengelolaan koleksi.
Baca juga: Museum NTB-AGSA jalin kerja sama kebudayaan
"Kami berharap melalui lokakarya itu ke depan akan terjalin program lanjutan, seperti pelatihan intensif, penelitian bersama, hingga pameran kolaboratif," ucapnya.
Kurator Pewarangan Paguyuban Anjani bernama Muhasim memperagakan cara merawat keris dalam lokakarya yang digelar oleh Museum NTB di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (2/12/2025). ANTARA/HO-Museum NTBLokakarya merawat keris berfokus pada teknik konservasi keris mulai dari identifikasi material, penanganan karat, hingga metode penyimpanan yang sesuai dengan kaidah konservasi.
Kurator Pewarangan Paguyuban Anjani, Muhasim, selaku narasumber utama memaparkan teknik tradisional perawatan keris yang selama ini digunakan oleh para empu dan perawat keris lokal.
Ia mengatakan air kelapa dipakai untuk membersihkan karat dari keris. Setelah tahap pemutihan menggunakan bahan air jeruk, lalu mewarangi menggunakan batu warang yang dicampur dengan air jeruk untuk memisahkan warna pamor dan besi bilah keris.
Baca juga: Museum NTB tingkatkan upaya konservasi artefak organik dan logam
"Pembersihan karat sekitar tiga sampai enam hari tergantung ketebalan karat dan untuk memutihkan maksimal satu jam. Mewarangi juga membutuhkan waktu satu jam," papar Muhasim.
Setelah mewarangi, keris lantas didiamkan sekitar 30 menit agar kering, kemudian tahapan selanjutnya ditaruh minyak untuk menghindari timbulnya karat.
Muhasim mengungkapkan manfaat mewarangi supaya bila keris tidak berkarat sekaligus bisa melihat seni pamor yang diciptakan empuh. Pamor juga menjadi penanda terkait identitas harga barang.
Perwakilan Museum and Art Gallery Northern Territory, Emily Colin menyampaikan terima kasih atas lokakarya merawat keris yang digelar Museum NTB.
Ia menilai lokakarya itu sangat bermanfaat karena teknik perawatan lokal sangat membantu mereka dalam merawat koleksi keris yang ada pada tiga museum di Australia.
Baca juga: Museum NTB sabet penghargaan Museum Inspiratif 2025
Baca juga: Museum NTB dapat hibah Kain Lombok & manuskrip dari kolektor Australia
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































