MPR RI tumbuhkan kreativitas pegawai lewat kegiatan literasi kreatif

1 month ago 6
“Merajut itu melatih kesabaran. Kalau tidak sabar, hasilnya tidak akan selesai. Selain itu, dari kegiatan ini muncul inovasi karena setelah belajar dasar-dasarnya, kita bisa mengembangkan berbagai pola dan produk baru,”

Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan MPR RI menumbuhkan kreativitas, kesabaran, hingga peluang usaha dari keterampilan tangan pegawai MPR RI lewat kegiatan literasi kreatif bertajuk Membuat Chunky Knit Pillow pada Rabu (20/8).

Sekretaris Jenderal MPR RI Siti Fauziah dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, menyampaikan bahwa kegiatan literasi kreatif merupakan bentuk nyata bahwa perpustakaan bukan hanya tempat membaca, tetapi juga ruang kreasi, eksplorasi, dan pemberdayaan.

Selain itu, sambung dia, kegiatan merajut ini tidak hanya menghasilkan karya, tetapi juga menjadi sarana melepas penat sekaligus melatih motorik dan daya pikir.

“Merajut itu melatih kesabaran. Kalau tidak sabar, hasilnya tidak akan selesai. Selain itu, dari kegiatan ini muncul inovasi karena setelah belajar dasar-dasarnya, kita bisa mengembangkan berbagai pola dan produk baru,” katanya.

Siti mengatakan, dalam kegiatan ini, peserta belajar menyusun pola dan merajut benang-benang tebal hingga menghasilkan karya yang memiliki nilai seni dan berpotensi ekonomi.

Dia berharap kegiatan literasi kreatif bisa terus berkembang dan ke depan, program ini tidak hanya diperuntukkan bagi karyawati, tetapi juga melibatkan karyawan laki-laki.

“Jangan hanya perempuan, tetapi pegawai laki-laki juga bisa terlibat, misalnya dalam kegiatan seperti barista. Itu pasti menarik,” katanya.

Sementara itu, pegawai dari Poliklinik MPR RI yang turut ambil bagian dari kegiatan ini, Jenny Hasianni Octavianty dan Firda Faradillah, mengaku mendapat banyak pengalaman baru dari pelatihan tersebut.

Menurut Jenny, kegiatan merajut memberikan tantangan tersendiri karena membutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi.

“Melatih motorik halus, kesabaran, dan ketelitian. Ternyata lebih sulit dari yang dibayangkan, bahkan saya sempat berpikir lebih gampang menyuntik pasien daripada merajut,” ujarnya.

Meski awalnya merasa kesulitan, Jenny mengaku senang karena akhirnya bisa menghasilkan karya dengan bantuan instruktur. Ia menilai kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membuka ruang kreativitas baru.

Senada dengan Jenny, Firda menilai pelatihan ini sebaiknya bisa diikuti lebih banyak peserta karena antusiasme pegawai cukup tinggi.

“Harapannya pesertanya lebih banyak soalnya banyak teman yang juga berminat. Kalau bisa, waktunya juga ditambah supaya lebih maksimal,” katanya.

Pewarta: Nadia Putri Rahmani
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |