Moskow (ANTARA) - Kebebasan dan independensi media di Afghanistan secara perlahan terus mengalami kemunduran.
Hal itu disampaikan oleh Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB sekaligus Kepala Misi Bantuan PBB untuk Afghanistan (UNAMA), Roza Otunbayeva, pada peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia, Sabtu (3/5).
“Keberagaman dan kesehatan sektor media sangat penting untuk menjamin transparansi, kepercayaan publik, dan tata kelola yang baik. Namun di Afghanistan, kami menyaksikan perlahan-lahan hancurnya media yang bebas dan independen,” ujar Otunbayeva.
Dia juga menekankan bahwa Hari Kebebasan Pers Sedunia menjadi pengingat penting akan peran vital jurnalis dan media di Afghanistan yang menjadi fondasi bagi masyarakat yang terinformasi dan dinamis, sekaligus menyerukan perlindungan terhadap kerja mereka.
Di sisi lain, perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI) turut menjadi ancaman bagi media di Afghanistan.
Teknologi itu berpotensi disalahgunakan untuk menyebarkan informasi keliru, memperbesar ujaran kebencian, serta “memungkinkan bentuk baru sensor dan pengawasan terhadap jurnalis dan warga sipil,” ujar Perwakilan UNESCO di Afghanistan, Patricia McPhillips.
“Pada Hari Kebebasan Pers Sedunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan ikut menyuarakan solidaritas terhadap sektor media nasional, yang tengah menghadapi tantangan berat, termasuk pembatasan dari otoritas de facto serta krisis ekonomi yang mengancam akses publik terhadap informasi penting,” demikian pernyataan resmi UNAMA.
Menurut UNAMA, sektor media di Afghanistan mengalami penurunan tajam dalam pendapatan akibat krisis ekonomi, yang memaksa banyak media menghentikan kegiatan operasionalnya.
Pemerintah juga memberlakukan pembatasan signifikan terhadap kerja jurnalistik, menyebabkan para pekerja media menghadapi ancaman, penangkapan, penahanan, bahkan penyiksaan dan perlakuan buruk.
Jurnalis perempuan menjadi kelompok yang paling terdampak dengan risiko dan hambatan yang tidak proporsional, tambah pernyataan tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Budaya membaca pudar di Afghanistan di tengah kesulitan ekonomi
Baca juga: Warga Afghanistan di persimpangan krisis iklim dan kemiskinan
Baca juga: Pakistan deportasi lebih dari 84 ribu warga Afghanistan
Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025